Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Kapan Pandemi Corona di Indonesia Berakhir? Alumnus Matematika UI Ungkap Skenario Prediksi Covid-19

Matematikawan UI ungkap tiga skenario soal prediksi Covid-19 yang bisa menjelaskan perkiraan kapan pandemi corona di Indonesia berakhir.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
WARTA KOTA/WARTA KOTA/Nur Ichsan
KESIBUKAN DI WISMA ATLET- Ambulance hilir mudik memasuki Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta membawa pasien Covid-19, Kamis (26/3/2020). WARTA KOTA/Nur Ichsan 

Sementara itu, pandemi diprediksi baru akan berakhir pada Maret 2021.

Sedangkan dalam skenario kedua, dimana diasumsikan pemerintah memberi kebijakan namun kurang tegas dan kurang strategis sehingga masyarakat tidak disiplin mengimplementasikan physical distancing, maka puncak pandemi baru terjadi pada 2 Mei 2020 dengan 1.490 kasus baru.

Akhir pandemi diprediksi akan terjadi pada akhir Juni hingga awal Juli 2020.

"Sedangkan total kasusnya baru tercapai nanti di sekitar bulan Januari, awal tahun depan, dengan angka mencapai 60.000 kasus," lanjut Barry.

Sementara itu, menurut Barry, apabila tidak ada intervensi sedikit pun dari pemerintah sejak awal munculnya kasus positif COVID-19 di Indonesia, maka lebih dari 50 persen populasi di Indonesia dapat terjangkit virus corona.

"Bahkan kalau kita asumsikan tidak ada intervensi sama sekali, kita bisa temui mungkin, kemarin kami coba simulasikan, itu bisa lebih dari 50 persen populasi Indonesia terjangkit," ujarnya.

Menurut Barry, dalam permodelan matematika, selalu ada worst-case dan best-case.

Namun, realitanya akan selalu terjadi di tengah-tengah.

"Kita sih harapannya selalu best-case ya, saya sepakat waktu itu Pak Hadi Susanto bilang dalam hal ini matematikawan berharap modelnya tidak tepat," kata Barry.

"Ya, kami pengin modelnya justru kasus-kasus buruk bisa meleset dan justru hal terbaik yang bisa terjadi," sambungnya.

Dalam pembahasan Simulasi COVID-19 ini, para Alumnus Matematika UI itu pun menyampaikan, kebijakan pemerintah, dan kedisiplinan masyarakat akan sangat menentukan skenario mana yang akan terjadi.

Menurut Barry, saat ini pemerintah masih berjuang menentukan langkah yang paling efektif dalam mengahadapi krisis ini.

"Jadi sebagai bagian dari masyarakat, saya rasa juga penting untuk kita melakuk n hal-hal yang bisa kita lakukan, kami di sini juga menyampaikan itu pada masyarakat agar disiplin," ungkapnya.

"Bukan hanya melakukan physical distancing tapi juga saling membartu sama orang-orang di sektor informal, kalau ada yang kesulitan, kita bisa membantu," tambah Barry.

Barry  mengatakan, sangat penting bagi pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan yang tegas dan strategis dalam mengahadapi COVID-19.

Selain itu, masyarakat juga harus disiplin mengikuti arahan pemerintah dalam melakukan physical distancing untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi.

"Ini sangat terrgantung dari pemerintah mengimplementasi kebijakan dan kita sebagai masyarakat juga harus disiplin sebenarnya," pungkas Barry.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved