Virus Corona
Ingin Jenguk Ayah yang Kanker, Pria Ini Sudah Masuk Pesawat tapi Penerbangan Batal karena Corona
Kakak beradik ingin segera pulang untuk jenguk ayah yang kena kanker. Sudah masuk pesawat dan tinggal terbang, tiba-tiba penerbangan dibatalkan.
Penulis:
Ifa Nabila
Editor:
bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Seorang warga negara Amerika Serikat, Julian MacKay, tengah berada di Rusia bersama sang adik, Nicholas.
Setelah diberi kabar bahwa kondisi ayah mereka di Montana, AS, yang tengah sakit kanker semakin memburuk, Julian segera pesan tiket pesawat untuk pulang.
Namun Julian dan adiknya gagal untuk pulang padahal mereka sudah masuk ke dalam pesawat.
Dikutip Tribunnews.com dari abcnews.go.com, ratusan warga negara AS saat ini memang terjebak di Rusia.
Hal ini akibat penerbangan yang dibatalkan mendadak karena pandemi corona.
Seluruh penerbangan internasional di Rusia dibatalkan mendadak pada Jumat (3/4/2020).
Padahal pesawat terakhir menuju AS sudah siap terbang di lintasan runway.
Baca: UPDATE Corona Global Senin, 6 April Pagi: 262.486 Orang Sembuh, Kematian di Spanyol Capai 38.080
Baca: Di Tengah Lockdown Corona, Pria Ini Tembak 5 Tetangga hingga Tewas karena Berisik
Julian yang merupakan seorang penari dan Nicholas sudah dua minggu menunggu pesawat yang bisa membawa mereka ke AS.
Pada Jumat itu kakak beradik ini sudah merasa senang lantaran bisa mendapat pesawat terakhir.
Pesawat maskapai Rusia, Aeroflot, dijadwalkan untuk terbang dari Moscow ke New York.
Pintu pesawat sudah ditutup dan pesawat siap untuk lepas landas dari Bandara Internasional Sherementyevo.
Kakak beradik itu pun sudah menghubungi ibu mereka bahwa pesawat akan segera lepas landas.
Hingga tiba-tiba pengumuman di cockpit pesawat menyebut bahwa penerbangan itu dibatalkan.
Seluruh penumpang pesawat itu langsung marah kepada para kru penerbangan.
Baca: Di Tengah Pandemi Corona, Pabrik Mainan Ini Banting Setir Produksi Hand Sanitizer
Baca: Vladimir Putin Salahkan Arab Saudi Soal Virus Corona dan Jatuhnya Harga Minyak
"Kami sudah pasang sabuk pengaman dan siap untuk terbang, dan sudah menghubungi ibu bahwa kami akan segera pulang," ujar Nicholas.
"Dan tepat saat itu tiba-tiba suara pengumuman terdengar di intercom. Katanya penerbangan dibatalkan," sambungnya.
"Dan seluruh penerbangan dari Rusia dibatalkan. Itu saja. Tak ada keterangan lebih lanjut," paparnya.
Para penumpang pesawat pun menjadi ricuh dan memaksa untuk tetap berada di dalam.
"Orang-orang mulai panik dan berteriak-teriak, mereka mencoba untuk tetap berada dalam pesawat," kata Nicholas.
MacKay bersaudara dan para penumpang lain dipaksa untuk tetap berada di Rusia.
Otoritas setempat mereka harus tetap berada di Rusia paling tidak hingga Mei 2020.
Dalam laporan worldometers.info, kasus corona di Rusia sudah mencapai 5.389 per Senin (6/4/2020) pagi.
Tercatat ada 45 orang meninggal dan 355 orang sembuh.
Rusia menduduki peringkat ke-22 kasus corona di seluruh dunia.
Pemerintah Rusia sudah menerapkan hukuman bagi pelanggar yang cukup ketat selama masa lockdown.
BBC mengabarkan bagi para pelanggar aturan lockdown bisa diancam 7 tahun penjara.
Baca: Dikarantina Sejak dari London, El Rumi Dimaklumat Ahmad Dhani, Belum Cium Tangan Maia sampai Kini
Baca: Harimau di Kebun Binatang Bronx New York Positif Terinfeksi Virus Corona
Berikut ini update pasien kasus virus corona dikutip Tribunnews dari worldometers.info pukul 09.30 WIB:
Total kasus: 336.830
Kematian: 9.618
Sembuh: 17.977
2. Spanyol
Total kasus: 131.646
Kematian: 12.641
Sembuh: 38.080
3. Italia
Total kasus: 128.948
Kematian: 15.887
Sembuh: 21.815
4. Jerman
Total kasus: 100.123
Kematian: 1.584
Sembuh: 28.700
5. Prancis
Total kasus: 92.839
Kematian:8.078
Sembuh: 16.183
6. China
Total kasus: 81.708
Kematian: 3.331
Sembuh: 77.078
7. Iran
Total kasus: 58.226
Kematian: 3.603
Sembuh: 19.736
8. Inggris
Total kasus: 47.806
Kematian : 4.934
Sembuh: 135
9. Turki
Total kasus: 27.069
Kematian: 574
Sembuh: 1.042
10. Swiss
Total kasus: 21.100
Kematian: 715
Sembuh: 6.415
11. Belgia
Total kasus: 19.691
Kematian: 1.283
Sembuh: 3.751
12. Belanda
Total kasus: 17.851
Kematian: 1.766
Sembuh: 250
13. Kanada
Total kasus: 15.512
Kematian: 280
Sembuh: 2.942
14. Austria
Total kasus: 12.051
Kematian: 204
Sembuh: 2.998
15. Brazil
Total kasus: 11.281
Kematian: 487
Sembuh: 127
16. Portugal
Total kasus: 11.278
Kematian: 295
Sembuh: 75
17. Korea Selatan
Total kasus: 10.284
Kematian: 186
Sembuh: 6.598
18. Israel
Total kasus: 8.430
Kematian: 49
Sembuh: 477
19. Swedia
Total kasus: 6.830
Kematian: 401
Sembuh: 205
20. Australia
Total kasus: 5.750
Kematian: 37
Sembuh: 2.315
21. Norwegia
Total kasus: 5.687
Kematian: 71
Sembuh: 32
22. Rusia
Total kasus: 5.389
Kematian: 45
Sembuh: 355
23. Irlandia
Total kasus: 4.994
Kematian: 158
Sembuh: 25
24. Ceko
Total kasus: 4.587
Kematian: 67
Sembuh: 96
25. Chili
Total kasus : 4.471
Kematian: 34
Sembuh: 618
26. Denmark
Total kasus: 4.369
Kematian: 179
Sembuh: 1.327
27. India
Total kasus: 4.288
Kematian: 117
Sembuh: 328
28. Polandia
Total kasus: 4.102
Kematian: 94
Sembuh: 134
29. Rumania
Total kasus: 3.864
Kematian: 151
Sembuh: 374
30. Malaysia
Total kasus: 3.662
Kematian:61
Sembuh: 1.005
Data selengkapnya akses di sini.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila/ Miftah)