Korban Terbesar di AS, Dalam Sehari Hampir 2.000 Orang Meninggal Karena Covid-19
Negeri yang dipimpin oleh Donald Trump itu mencatatkan kasus Covid-19 tertinggi di dunia yang hingga Rabu
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Wabah virus corona saat ini benar-benar menjadi horor bagi Amerika Serikat, di mana dalam sehari sudah hampir 2.000 orang meninggal dunia.
Negeri yang dipimpin oleh Donald Trump itu mencatatkan kasus Covid-19 tertinggi di dunia yang hingga Rabu (9/4/2020) mencapai 400.540 kasus yang merenggut nyawa 12.857 orang.
Di seluruh penjuru dunia hingga Rabu (9/4/2020) tercatat 1.431.973 kasus Covid-19 yang merenggut nyawa 82.085 orang.
Hari Selasa (8/4/2020) atau Rabu WIB menjadi hari yang paling mematikan dalam sejarah Amerika pascaserangan teroris 11 September 2001.
Hampir 2.000 warga Amerika meninggal terinfeksi virus corona dalam 24 jam terakhir, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
Baca: YLBHI Minta Pemerintah Hentikan Kebijakan Represif di Tengah Pandemi Corona
Baca: Rupiah Hari Ini Berada di Level Rp 16.245 per Dolar AS, Ini Kurs 5 Bank di Indonesia
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Jomblo Besok, Kamis 9 April 2020: Perasaan Libra Bertepuk Sebelah Tangan
Baca: Transgender Ini Dibakar Hidup-hidup, Sebelumnya Ngaku Telah Mencuri Ponsel lalu Menjualnya
731 kematian terjadi negara bagian New York, yang mencatatkan 142.384 kasus Covid-19 di mana 5.489 orang meninggal.
Jumlah kasus Covid-19 New York ini sudah mengalahkan kasus Covid-19 Spanyol 141.942 dengan angka kematian 14.045 orang dan Italia mencatatkan 135.586 kasus Covid-19 dengan angka kematian 17.127 orang.
Atau jumlah kematian pasien Covid-19 di New York melampui serangan teroris 11 September 2001.
Serangan teroris 11 September 2001 mengakibatkan 2.753 orang tewas di New York atau 2.977 orang secara keseluruhan di Amerika, ketika pesawat yang dibajak menabrak Menara Kembar New York, Pentagon dan lapangan Pennsylvania.
Melansir Reuters, Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan 731 kematian baru pada hari Selasa menandai peningkatan dari 599 kematian baru pada hari sebelumnya.
Sementara, rawat inap baru naik hampir dua kali lipat menjadi 656, bertentangan dengan tren beberapa hari terakhir yang oleh Cuomo disebut-sebut sebagai kemungkinan “perataan kurva”.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal memotong anggaran Badan Kesehatan Dunia ( WHO).
Menurut presiden 73 tahun itu, otoritas kesehatan di bawah PBB itu bersikap bias terhadap China selama berlangsungnya wabah virus corona.
Kepada awak media, Trump menyatakan dia akan "menahan dana berdasarkan kewenangannya" anggaran WHO, yang myoritas bersumber dari AS.
"Kami akan menahan uang yang dihabiskan untuk badan kesehatan WHO," ujar presiden dari Partai Republik itu, seperti dikutip AFP Selasa (7/4/2020).