Korban Terbesar di AS, Dalam Sehari Hampir 2.000 Orang Meninggal Karena Covid-19
Negeri yang dipimpin oleh Donald Trump itu mencatatkan kasus Covid-19 tertinggi di dunia yang hingga Rabu
Editor:
Hendra Gunawan
Dia tidak memberikan rincian berapa persen anggaran yang dia tahan.
Beberapa menit kemudian, dia mengklarifikasi pernyataannya.
"Saya tidak menyatakan akan langsung melakukannya.
Kami akan meninjaunya pada akhir masa pendanaan," lanjut suami Melania tersebut.
Jika merujuk kepada ucapan sang presiden, alasan karena pendanaan WHO dipersulit karena mereka terlalu bias kepada China selama virus corona mewabah.
Komentarnya itu merujuk kepada kicauannya di Twitter, di mana dia menuduh organisasi yang dipimpin Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus itu terlalu "China-sentris".
Dia mempertanyakan mengapa induk kesehatan dunia itu memberikan "rekomendasi yang salah", nampaknya sikap kontra WHO terhadap pembatasan akses penerbangan ke Negeri "Panda".
"Untungnya, saya menentang saran mereka agar membiarkan perbatasan terbuka terhadap China," ujar Trump, menilik pada keputusannya Februari lalu.
Beijing mendapat serangan dari Washington, terutama kalangan Republikan, tentang penanganan mereka atas wabah Covid-19 tersebut.
Presiden ke-45 AS itu bahkan mempertanyakan akurasi data yang dilaporkan, membuat Beijing geram dan balik menyindir AS tak belajar dari pengalaman.
Meski begitu, sang presiden juga mendapat kritik karena dianggap meremehkan potensi mengerikan yang dibawa virus bernama resmi SARS-Cov-2. (Kompas.com/Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Hari Paling Mematikan bagi Amerika, Sehari Hampir 2.000 Orang Meninggal Akibat Virus Corona