Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Anak Beberkan Isi Chat WA Terakhir Ayahnya yang Meninggal karena Corona: Papa Udah Lemes

Seorang anak bernama David Mulya, membeberkan isi pesan WhatsApp terakhirnya dengan ayahnya yang meninggal dunia karena virus corona.

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona - Seorang anak bernama David Mulya, membeberkan isi pesan WhatsApp terakhirnya dengan ayahnya yang meninggal dunia karena virus corona. 

"Di tanggal 27, saya cek papa, saat itu nafas papa sudah cepat," ucap David Mulya.

"Kita bawa ke rumah sakit, pas sampai sana Papa ditolak karena full,"

"Di saat itu bingung mau kemana, akhirnya ada satu yang bisa," imbuhnya.

Setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, ayah David Mulya mengirimkan sejumlah pesan WhatsApp kepada sang anak saat dini hari.

Siapa sangka pesan WhatsApp tersebut merupakan percakapan terakhir antara David Mulya dan sang ayah.

"Malam sekitar jam 11 atau 12, papa WA saya 'haus minta air'," ucap David Mulya.

"Kita akhirnya kirim sopir untuk ke rumah sakit kasih air putih,"

"Lalu Papa WA, 'infus papa copot papa enggak bisa taro balik, dan papa udah lemes',"

"Disitu kita udah panik, telepon kita enggak diangkat, pas ditelpon rumah sakit papa sudah drop, kemudian bilang tingkat kesadarannya sudah ditingkat 3," imbuhnya.

Berikut videonya:

Jenazah Dokter Dikubur Tanpa Peti

DIMAKAMKAN - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan  pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan)
DIMAKAMKAN - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan) (Wartakota/Nur Ichsan)

Jenazah seorang dokter yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dimakamkan tanpa peti, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan di Kecamatan Mustikajaya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemakaman pada Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Yayan Sopian, mengatakan, protokoler tetap (portap) pemakaman pasien Covid-19 biasanya dilakukan menggunakan peti mati.

"Selain petugas yang gali kubur pakai APD (alat pelindung diri), jenazah pasti pakai peti mati walaupun dia muslim atau non-muslim," kata Yayan di TPU Padurenan, Jumat, (10/4/2020).

Yayan mengungkapkan, sudah ada 55 jenazah yang dimakamkan di TPU tersebut.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan