Virus Corona
Covid-19: Circuit Breaker Singapura Diperpanjang hingga 1 Juni, Peraturan Semakin Tegas
Langkah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 tersebut diperpanjang hingga 1 Juni 2020 meski sejatinya rencana awal berakhir 4 Mei 2020 mendatang.
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
Adapun circuit breaker pertama kali diumumkan pada 3 April, awalnya dijadwalkan berakhir 4 Mei.
Langkah-langkah pemutus sirkuit di antaranya sebagian besar tempat kerja ditutup atau diamanatkan untuk telekomunikasi, terkecuali terkait dengan layanan penting.
Sekolah dan institut pendidikan tinggi (IHL) juga pindah ke pembelajaran berbasis rumahan.
PM Lee saat itu menyarankan warga Singapura untuk tinggal di rumah dan mengatakan pertemuan harus dibatasi pada anggota rumah tangga yang sama.
Dia juga mengatakan orang harus pergi keluar untuk melakukan hal-hal penting, seperti pergi membeli makanan, atau bekerja di layanan penting.
Kasus Singapura Melonjak
Baca: UPDATE Corona Dunia, 21 April, Pukul 18.00 WIB: Lonjakan Hampir 4.000 Infeksi Baru di Spanyol
Untuk pertama kalinya, jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di Singapura menyentuh angka 1.000 lebih.
Angka tersebut diumumkan oleh otoritas Singapura pada hari ini, Senin (20/4/2020),
Mengutip Kompas.com, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengumumkan 1.426 pasien baru, angka harian tertinggi sejak kasus pertama Covid-19 di Singapura dilaporkan pada 23 Januari.
Ini adalah kelima kalinya dalam seminggu, Singapura mencatatkan jumlah kasus baru terbanyak dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Negeri "Singa" mencatat 386 pasien baru, yang kemudian dilampaui dengan 447 pasien pada 15 April.
Selang sehari kemudian 728 pasien baru terpapar corona di Singapura.
Angka pasien baru hampir menembus empat digit pada Sabtu (18/4/2020) dengan 942 pasien baru terinfeksi virus corona.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, lonjakan kasus baru pada hari ini didominasi oleh pekerja asing di bidang konstruksi yang tinggal di asrama.
Mereka mayoritas berasal dari Bangladesh dan India. Hanya 16 pasien atau 1,1 persen yang warga Singapura dan Permanent Resident.