Presiden Jokowi Heran Ada Pihak Ragukan Transparansi Data Covid-19
Pada tayangan Mata Najwa bertajuk "Jokowi Dilanda Pandemi" pada Rabu (22/4/2020), Presien Joko Widodo menerangkan terkait transparansi data.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Menurutnya, kepanikan masyarakat tidak bisa ditanggulangi sistem kesehatan dalam negeri.
"Agar tidak membuat masyarakat itu panik, karena kalau panik sistem kesehatan nasional kita nggak akan mampu menangani ini," ungkap Presiden.
Presiden juga merujuk pada pengalaman beberapa negara maju yang kewalahan menghadapi lonjakan kepanikan warga.
"Kalau semua orang berbondong-bondong ke rumah sakit, meminta diperiksa minta dites nggak akan mampu, negara manapun nggak akan mampu, negara maju yang kita lihat sama," jelasnya.
Bahkan di negara maju dengan fasilitas medis yang modern roboh karena tidak mampu menanggulangi animo ketakutan warga.
"Karena kepanikan masyarakat, semua pengen ke rumah sakit, semua pengen dites ya sistem kesehatan nasional mereka yang sudah sangat modern pun juga roboh karena nggak mampu menangani itu. Itu yang kita jaga dari awal," beber Jokowi.
"Sehingga saya menyampaikan di awal-awal itu," tambahnya.
Menurutnya, pembukaan data secara transparan sangat penting untuk menyadarkan masyarakat.
Supaya lebih peduli dan waspada dengan ancaman pandemi dan lingkungan sekitarnya serta upaya apa yang harus dilakukan.
Jokowi menyebutkan tiga poin yang dia tegaskan dalam penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri ini.
"Tiga hal tadi saya sampaikan sejak awal, tes uji secara masif, pelacakan yang agresif, dan isolasi yang ketat. Saya sampaikan itu," tegasnya.
"Jadi data yang transparan itu sangat berhubungan dengan itu tadi."
Sementara itu menyoal pembukaan data PDP dan ODP serta prediksi angka kematian yang lebih tinggi oleh IDI, Jokowi mengatakan bahwa angka saat ini berasal dari seluruh daerah.
"Ya sebetulnya itu mudah, sekali lagi data yang kita peroleh itu kan dari daerah," jelasnya.
"Kalau memang ada yang memiliki data itu, sampaikan aja ke gugus tugas ke meskes data yang 100 itu dimana, terkena covid atau tidak," kata Presiden.
Menurutnya saat ini semua pasien yang meninggak dunia dengan gejala demam, panas, dan batuk akan dikuburkan dengan protokol Covid-19.
"Jadi aklau emmang ada data disampaikan saja, apasih sulitnya," tutup Jokowi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)