Rabu, 10 September 2025

Virus Corona

Pandemi Covid-19 Berakhir Jika Jumlah yang Meninggal Semakin Menurun Sampai Dua Minggu

Manakala yang meninggal semakin turun dan bisa bertahan sekitar dua minggu itu tanda pandemi akan berakhir.

Editor: Dewi Agustina
Wartakota/Nur Ichsan
Petugas pemakaman melakukan prosesi pemakaman jenazah positif Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. Selasa (7/4/2020). Di unit ini petugas telah menyiapkan 20 liang lahat bagi pemakaman jenazah positif Covid-19. dari perkembangan kasus Covid-19 Indonesia per 7 April 2020, Terdapat 2738 Kasus, 221 meninggal, dan 204 sembuh. (Warta Kota/Nur Ichsan) 

Di Wuhan sekarang sudah ada uji klinis vaksin. Uji klinis ada dua yaitu uji keamanan dan sudah berhasil.

Lalu uji kemanjuran bahkan ada orang usia 80 tahun ikut uji, karena ini aman.

Oleh karena itu Presiden AS Donald Trump mengatakan China menutupi data sehingga memenangkan kompetisi untuk mendapatkan vaksin.

Jadi jangan salah yang ditanyakan itu bukan asal muasal dari virus melainkan tentang vaksin.

Baca: Tanggapan Cucu Soemantri Terkait Jabatan sang Anak di Struktur Organisasi LIB

Bukan Obat Tapi Vaksin

Menurutnya, ada juga tulisan yang menyebut naif SARS Cov ini baru ada sekarang, padahal sudah ada di 1960-an.

Virus corona ini ada empat yaitu alfa, beta, gama, delta tapi bukan Covid.

"Di suatu wilayah wabah bisa berakhir kalau kondisi idealnya tercipta. Kondisi ideal adalah orang di wilayah itu jangan ke luar dan orang luar jangan masuk,” katanya.

Seperti di Cina dimulai awal Januari, 19 Februari akselerasi, lalu 28 Maret sampai puncak. Dan awal April mulai membuka daerah Wuhan.

"Bukan berarti sekarang tidak ada, masih ada tapi grafiknya jadi di bawah. Jadi intinya sekarang ini memang kita sedang naik tapi harapannya tingkat kematian semakin menurun," katanya.

Yuwono menegaskan pada prinsipnya semua tidak ada obatnya.

"Obat antivirus kerjanya ada dua yaitu menghambat dia masuk dan ketika sudah masuk mengganggu untuk tidak memperbanyak diri. Tapi tidak menonaktifkan virus," katanya.

Baca: Sambut Ramadan, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan Elpiji di Jawa Timur Aman

Ia mencontohkan penderita HIV yang menjalani pengobatan. Virusnya hanya berkurang bukan hilang. Karena sejatinya tidak ada antivirus yang ada hanya vaksin.

"Vaksin tugasnya merangsang imunitas di atas kesaktian virus," jelasnya.

Mengenai terapi plasma, menurutnya bukan hal baru karena sudah ada sejak 100 tahun lalu.

Dalam terapi itu orang yang mempunyai imunitas d iatas kesaktian virus, dipisahkan darah merah, darah putih, dan plasma nya.

Plasmanya dimasukkan ke orang yang sakit. Namun ujung-ujungnya sesuai imunitas masing-masing. Contoh obat klorokuin untuk menghambat Covid-19 di tubuh manusia dan untuk mengganggu virus di dalam tubuh pasien.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan