Virus Corona
Peneliti Inggris Sebut Virus Corona Lebih Berbahaya Jika Menyerang Pria dan Penderita Obesitas
Penelitian menunjukkan, virus Corona lebih mungkin membunuh pria dan orang obesitas.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Virus Corona cenderung lebih mungkin membunuh pria dan orang obesitas, menurut sebuah studi.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di medRxiv.org pada Selasa (28/4/2020) lalu, pria atau orang obesitas adalah faktor signifikan yang terkait dengan kematian di rumah sakit Inggris.
Faktor ini sebelumnya tidak terindikasi pada kasus Covid-19 di China.
"Mereka yang memiliki kondisi yang lebih buruk seringnya adalah yang berusia lanjut, pria, dan orang yang obesitas," tulis studi.
Baca: 5 Kondisi Kulit yang Dikaitkan sebagai Gejala Virus Corona
Baca: Cara Menjaga Psikologis Keluarga di Masa Pandemi Virus Corona
Dilansir SCMP, peningkatan keparahan pada pasien pria terlihat di semua usia.
"Meskipun angka kematian menurut usia banyak terjadi pada orang tua, sebagian besar pasien ini dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19 dan tidak meninggal," studi mengatakan.
Para peneliti percaya, angka kematian orang obesitas lebih banyak daripada kelompok lain dalam kasus Covid-19.
Sebab, fungsi paru-paru mereka berkurang dan terjadi lebih banyak peradangan pada jaringan adiposa.
Jaringan adiposa adalah jaringan lemak yang ditemukan di bawah kulit dan di sekitar organ internal.
Kondisi ini menyebabkan reaksi yang berlebihan pada sistem kekebalan tubuh, yang berpotensi mengancam jiwa.

Penelitian ini dipimpin oleh para profesor dari Edinburgh University, Liverpool University dan Imperial College London.
Riset didasarkan pada data yang diperoleh dari hampir 17.000 pasien Covid-19 di 166 rumah sakit di Inggris, antara 6 Februari 2020 dan 18 April 2020.
Kelompok ini mewakili hampir 15 persen dari semua orang yang telah dites positif virus Corona di Inggris dan 28 persen dari pasien rawat inap di rumah sakit.
Lebih dari setengah peserta memiliki komorbiditas, seperti penyakit jantung kronis, diabetes, dan penyakit paru kronis non-asma.
Sepertiga pasien telah meninggal.