Virus Corona
Peneliti Barat Tak Percaya Korut Bebas Corona: Mereka Tidak Punya Air Bersih dan Sabun
Klaim nol kasus Covid-19 di Korea Utara diragukan banyak orang. Lalu, bagaimana sebenarnya cara Korut menangani virus corona?
Steve Chung, peneliti politik dan budaya Korea di University of Hong Kong, mengatakan kepada ABC jika fasilitas medis di Korea Utara sangat tertinggal dibandingkan negara-negara maju.
"Rumah sakit terbaik di Korea Utara mungkin 30-50 tahun tertinggal dibandingkan di negara Barat dan itu masih perkiraan yang terbaik," kata Steve.
Dia mengatakan obat-obatan dan cairan pembersih diseludupkan dari China ke Korea Utara, karena pasokan barang-barang seperti ini tidak pernah cukup, selain juga akibat kurangnya informasi kesehatan publik yang disampaikan pemerintah.
Dr Jie Chen dari University of Western Australia mengatakan Korea Utara tampaknya bertekad untuk "tidak kalah menghadapi Covid-19" dan itulah alasan sebenarnya mengapa negeri itu cepat bertindak.
"Korea Utara memiliki salah satu sistem pelayanan kesehatan terburuk di dunia, sanksi PBB pun membuat negeri itu hampir tidak mendapat bantuan internasional selama pandemi." kata Dr Chen.
Kasus Covid-19 DI Korsel
Korea Selatan untuk pertama kalinya tidak mencatat kasus infeksi lokal baru sejak Februari silam.
Data ini merupakan hasil catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).
Sementara itu, KCDC hanya melaporkan empat kasus corona baru yang kesemuanya adalah kasus impor.
Bersama penambahan ini, secara nasional jumlah infeksi corona di Korea Selatan adalah 10.765 sebagaimana dikutip dari Guardian.
Baca: Reaksi Masyarakat Korea Atas Kabar Chen EXO Jadi Ayah, Meski Bahagia, Tak Sedikit yang Lempar Kritik
Baca: Nagita Slavina Tertarik Berperan Jadi Figuran Usai Tahu Honor Artis Drama Korea
Korban meninggal dunia bertambah satu orang menjadi total 247 sedangkan sejumlah 9.059 sudah sembuh.
KCDC mengatakan, dari seluruh jumlah infeksi, sebanyak 1.065 adalah kasus impor.
Jadi sekitar 9.000 lebih adalah penduduk Korsel yang terinfeksi.
Pertumbuhan infeksi Covid-19 di negara gingseng terus melambat selama beberapa pekan terakhir.
Apalagi bila dibandingkan dengan akhir Februari hingga awal Maret di mana setiap hari ada kasus infeksi dan kematian baru.