Virus Corona
Jusuf Kalla Sebut Bahaya Bagi Masyarakat Jika Berdamai dengan Covid-19
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, menganggap berbahaya jika masyarakat harus berdamai dengan Covid-19.
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Daryono
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengatakan bahwa pemerintah menginginkan masyarakat tetap produktif dan aman di tengah darurat Corona sekarang ini.
Masyarakat tetap dapat beraktifitas namun aman dari penularan Covid-19.
"Ya beraktivitas, ya," ujar Presiden dalam video yang diterima Tribun, Jumat, (15/5/2020).
Menurutnya, lambat laun masyarakat harus berkompromi dengan Covid-19.
Masyarakat harus hidup berdampingan dengan Corona, karena berdasarkan laporan WHO, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan China itu tidak akan hilang.
Baca: Presiden Tegaskan Pemerintah Belum Berniat Longgarkan PSBB
Baca: Jokowi Disarankan Beri Porsi Kewenangan Lebih Besar ke Maruf Amin Tangani Covid-19
"Karena informasi terakhir dari WHO, yang saya terima. bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan covid. sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari covid," tuturnya.
Berdamai dengan Covid-19 menurut Presiden bukan berarti bahwa masyarakat menyerah terhadap penyebaran virus yang hampir menyebar di seluruh negara di dunia itu. Melainkan, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan penyebaran virus tersebut.
"Kita lawan keberadaan virus covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan," katanya.
Pemerintah menurut Presiden akan mengatur kehidupan masyarakat akan kembali normal secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan. Keselamatan masyarakat menurutnya harus tetap menjadi prioritas.
"ini bukan dilema. kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal, atau tatanan kehidupan baru. Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan. Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan," pungkasnya. (*)
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Taufik Ismail)