Virus Corona
Disiplin, Cara Berdamai dengan Covid-19 ala Doni Monardo
Doni Monardo komplain suasana berkerumun di ruang transit bandara Lanud Syamsuddin Noor Banjarbaru, Kalimantan Selatan, beberapa jam sebelumnya.
Editor:
Dewi Agustina
Ia bahkan memberi contoh, sekaligus mengkritik keadaan yang baru saja ia alami. Pertama, kerumunan di ruang transit bandara.
Kedua, kerumunan di BBTKLPP.
"Bayangkan, kita-kita yang memegang jabatan saja, sulit untuk menjaga jarak. Bagaimana kita mau meminta masyarakat jaga jarak kalau kita tidak memberi contoh dan disiplin," ujarnya.
Dalam banyak kesempatan, Doni juga mengulang-ulang pesannya kepada setiap warga negara untuk berjiwa patriot dalam menegakkan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Ia sering mencontohkan, saat di lingkungannya, baik di komplek perumahan, di kampung, atau di tempat kerja melihat ada kerumunan yang tidak mengindahkan protokol jaga jarak, harus berani menegur.
Keberanian menegur teman-teman kerja, tetangga, atau bahkan orang yang tidak dikenal untuk jaga jarak adalah jiwa patriot. Sebab, langsung-tak-langsung ia sudah berjasa mencegah penyebaran Covid-19.
Micro-droplet
Sedangkan, point penting yang disampaikan Menkes Terawan ada dua. Bisa dibilang bad news dan good news.
Berita buruk, bahwa penyebaran Covid-19 paling berbahaya justru dari micro-droplet.
Ia tersembur dari mulut pengidap, lalu bertahan di udara hingga 20 menit di suhu normal. Maka, orang-orang di sekitar yang menghirup udara (tanpa masker standar), menjadi rentan terpapar.
Baca: Sempat Ngaku Jadi Korban Begal Hingga Kehilangan Rp 2,7 Juta, Kiki Kini Masuk Sel, Simak Kisahnya
Sedang kabar baiknya, kini sedang dikembangkan pengobatan Covid-19 menggunakan antibodi dari darah pasien yang sudah sembuh.
Plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh, dimungkinkan bisa menjadi “obat”. Jepang sedang bersiap mempraktikkannya. Uji klinis rencana dilakukan Juli 2020.
Sementara, Menko Muhadjir menegaskan apa yang telah disampaikan Doni Monardo.
Masyarakat harus mulai bisa berdamai –atau apa pun istilahnya– dengan Covid-19.
Sebab, selagi belum ditemukan vaksin atau obatnya, maka selama itu pula kita akan hidup bersama Covid-19. Cara berdamainya adalah mengikuti protokol kesehatan.
Doni Monardo bahkan dalam banyak kesempatan tak bosan-bosan mengkampanyekan semboyan 4 sehat 5 sempurna era Covid-19.
Pertama, pakai masker, Kedua rajin cuci tangan memakai sabun. Ketiga, menjaga jarak (social & physical distancing).
Keempat, olahraga teratur, tidur cukup, dan tidak panik. Lima penyempurnanya adalah makan makanan yang bergizi.
Empat jam di Banjarmasin, rombongan segera bertolak ke Makassar untuk keperluan yang sama.
Di Rapat Gugus Tugas Daerah Sulsel pun, topik protokol kesehatan kembali mendapat penekanan dari Doni Monardo. (*)