Virus Corona
Anies Baswedan Beri 2 Opsi Bagi Pedagang di Pasar: Ikut Aturan Atau Jangan Buka Sama Sekali
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi dua opsi bagi pedagang yang menolak penerapan sistem ganjil genap di pasar.
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi dua opsi bagi pedagang yang menolak penerapan sistem ganjil genap di pasar.
Pedagang memilih tetap menjalankan sesuai ketentuan atau tidak membuka kiosnya sama sekali.
"Jadi saya sampaikan kepada pedagang, pilihannya sederhana, gage (ganjil genap) sekarang atau tidak buka sama sekali. Kalau mau ikut gage kita buka sekarang kalau tidak, tidak buka. Mereka kemudian ikut gage," kata Anies Baswedan di depan Stasiun Sudirman, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/6/2020).
Pernyataan ini merupakan jawaban atas adanya pedagang di sejumlah pasar yang menolak pemberlakuan ganjil genap.
Menurut Anies Baswedan, sistem ganjil genap di pasar mutlak diterapkan untuk saat ini.
Baca: KPK Limpahkan Berkas Perkara Mantan Bupati Bengkalis ke Pengadilan Negeri Pekanbaru
Sebab di masa transisi PSBB, kapasitas pengunjung pasar hanya diizinkan 50 persen dari jumlah pada kondisi normal.
Begitu pula bagi para pedagangnya, sistem ganjil genap bertujuan untuk memberikan jarak antara satu kios dengan kios lainnya.
Dengan harapan pengunjung yang bertransaksi bisa ikut terurai.
Anies menegaskan kebijakan ini diterapkan semata demi keselamatan mereka yang bertransaksi di pasar, baik itu penjual maupun pembelinya.
Baca: Mensos: Bansos Diperpanjang Hingga Desember, Besarannya Rp 300 Ribu Per Keluarga Penerima Manfaat
"Harus gage. Karena memang saat ini kapasitasnya hanya 50 persen dulu demi keselamatan pedagang juga. Jadi ini bukan semata-mata gage ini adalah soal keselamatan pedagang, keselamatan pembeli," kata Anies Baswedan.
Sebelumnya diketahui sejumlah pedagang merasa pemberlakuan sistem ganjil genap di pasar cukup menyulitkan.
Terutama bagi pedagang yang menyewa dua kios, dengan nomor ganjil dan genap.
Baca: Kronologi Pejabat di Papua Jadi Korban Bius di Sukabumi yang Akibatkan Duit Rp 100 Juta Amblas
Dengan sistem ini, mereka terpaksa hanya membuka satu kios saja.
"Merasa keberatan, kita nyari nafkah punya dua toko. Biasanya buka terus dua-duanya. Kalau ganjil - genap kan otomatis salah satu aja yang dibuka," kata seorang pedagang di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.