Virus Corona
1.385 Tambahan Kasus Baru Corona 1 Juli Samai Rekor Tertinggi pada 27 Juni, Total Kasus Kini 57.770
Tambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Rabu, 1 Juli 2020 menyamai rekor tertinggi tambahan kasus pada 27 Juni 2020 lalu.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Tambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada Rabu, 1 Juli 2020 menyamai rekor tertinggi tambahan kasus pada 27 Juni 2020 lalu.
Data yang dihimpun pemerintah Rabu (1/7/2020), menyebut ada tambahan 1.385 kasus baru pasien positif corona di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Sehingga kasus positif Covid-19 kini berjumlah 57.770 orang.
Pasien sembuh bertambah 789 orang, sehingga total kasus sembuh 25.595 orang.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 1 Juli: Tambah 1.385 Kasus Baru, Total 57.770 Kasus Positif
Adapun kasus kematian bertambah 58, sehingga total kasus kematian 2.934 orang.
Demikian yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers dilansir Metro TV, Rabu.

Sementara itu Jakarta menjadi wilayah tertinggi jumlah kasus baru Covid-19.
"DKI Jakarta melaporkan kasus baru sebanyak 217 orang," ujar Yuri.
Sedangkan Jawa Timur melaporkan 185 kasus baru.
Baca: Hasil Swab Test Positif, dr Soekarno Kasmoeri Jadi Dokter ke-39 yang Gugur di Tengah Pandemi Corona
Baca: Kemenag Minta Protokol Kesehatan Diterapkan Bagi Pasangan yang Menikah di Masa Pandemi
Rekor Tertinggi
Tambahan kasus hari ini sama dengan rekor tertinggi tambahan kasus harian yang terjadi pada laporan hari Sabtu (27/6/2020).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dirilis pada Sabtu sore, terdapat 1.385 kasus baru yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir.
Angka ini menjadi rekor tertinggi tambahan kasus baru setelah sebelumnya kasus baru tertinggi sebesar 1.331 kasus pada 18 Juni lalu.

Baca: Panduan Sholat Idul Adha Kemenag, Wajib Sediakan Petugas yang Awasi Penerapan Protokol Kesehatan
Gejala dan Ciri Virus Corona
Seseorang yang terpapar virus corona atau Covid-19 akan mengalami berbagai macam gejala.
Gejala virus corona yang paling umum ialah demam tinggi dan batuk kering.
Dalam kasus yang lebih parah, gejala Covid-19 meliputi kesulitan bernafas.
Namun, beberapa dokter yang menangani pasien virus corona, melihat beberapa gejala lain yang biasanya tidak dikaitkan dengan Covid-19.
Seperti yang dilansir Business Insider, wakil direktur medis di perusahaan telemedicine K Health, Dr. Edo Paz, mengungkapkan:
"Gejala tambahan yang dialami orang-orang yang terkena virus corona yaitu hilangnya indera pembau dan perasa, sakit perut, nyeri badan, dan mual."
Baca: Ambulans Dihadang di Ambon, Jenazah Corona Diambil Paksa, 8 Orang Jadi Tersangka
Masalah pencernaan, termasuk mual, diare, dan bahkan muntah, agak lazim pada pasien COVID-19.
David Hirschwerk, seorang spesialis penyakit menular di Northwell Health, penyedia layanan kesehatan terbesar di New York, mengatakan bahwa dari apa yang dia lihat "Ada 10% pasien yang memiliki gejala masalah pencernaan."
Namun, apa yang belum dipahami oleh para dokter adalah mengapa ada begitu banyak gejala virus corona.
"Komunitas medis belum tahu mengapa virus corona mempengaruhi orang secara berbeda, dan beberapa ada yang lebih parah daripada yang lain," kata Paz.
Namun, Dr. Rishi Desai, kepala petugas medis di Osmosis, percaya bahwa gejala ada hubungannya dengan bagaimana virus corona masuk dan bergerak ke dalam tubuh orang yang terinfeksi.
"Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang unik, dan akibatnya, beberapa orang akan mengalami reaksi yang agresif terhadap COVID-19, sementara yang lain biasa saja," kata Desai.
"Gejala umumnya timbul sesuai di mana virus berada di dalam tubuh."'
Baca: Kronologi Tenaga Medis Diduga Dianiaya Keluarga Pasien Covid-19
Bagaimana virus COVID-19 bergerak di dalam tubuh manusia?
Masih dilansir Business Insider, Desai mengatakan virus corona yang pertama kali mengenai hidung dan belakang tenggorokan, menyebabkan gejala-gejala seperti flu biasa, termasuk hidung tersumbat, pilek, dan sakit tenggorkan.
Di tahap itu, beberapa pasien akan kehilangan indra penciuman dan indra perasa.
Selanjutnya, kata Desai, virus yang berpindah ke paru-paru, kemungkinan menyebabkan sesak napas, batuk, dan nyeri dada.
Virus kemudian bisa pindah ke aliran darah, di mana demam, berkeringat saat malam, rasa tidak nyaman, dan kelelahan bisa terjadi.
"Itu berarti bahwa beberapa orang mungkin hanya mendapatkan gejala terlokalisasi ke satu wilayah sedangkan yang lain mungkin mendapatkan gejala di semua wilayah," kata Desai.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Daryono/Tiara Shelavie)