Kamis, 28 Agustus 2025

Virus Corona

Temuan Virus Corona Menular Melalui Udara, WHO: Kebijakan Jaga Jarak & Pakai Masker Bisa Berubah

WHO mengakui adanya temuan virus corona menular melalui udara. Berdampak pada kebijakan jaga jarak dan memakai masker.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
dok.Amazon
Amazon memamerkan robot AR Sebagai 'asisten' baru yang dirancang khusus untuk membantu para pekerja dalam menjaga jarak sosial (social distancing) sejauh enam kaki, sesuai prosedur yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya telah mengakui ada "bukti yang muncul" dari penularan virus corona melalui udara.

Padahal, selama ini WHO selalu menyangkal bila Covid-19 bisa ditularkan melalui udara.

Pihaknya selalu mengatakan, virus ini menyebar melalui percikan atau droplet yang dikeluarkan manusia dari hidung dan mulut.

Pemimpin teknis WHO dalam penanganan Covid-19, Maria Van Kerkhove, menjelaskan adanya bukti yang menunjukkan beberapa partikel virus bertahan di udara.

Menurutnya, partikel dari virus yang dihembuskan ke udara, tidak langsung turun ke dalam tanah.

Amazon memamerkan robot AR Sebagai 'asisten' baru yang dirancang khusus untuk membantu para pekerja dalam menjaga jarak sosial (social distancing) sejauh enam kaki, sesuai prosedur yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Amazon memamerkan robot AR Sebagai 'asisten' baru yang dirancang khusus untuk membantu para pekerja dalam menjaga jarak sosial (social distancing) sejauh enam kaki, sesuai prosedur yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (dok.Amazon)

Baca: Didesak 239 Ilmuwan, WHO Sebut Akan Tinjau Bukti Transmisi Virus Corona Lewat Udara

Temuan virus ini bisa menyebar lewat udara pertama kali disampaikan melalui jurnal Clinical Infectious Diseases.

Jurnal tersebut disusun oleh 239 ilmuwan dari 32 negara.

Berdasarkan temuannya, sekelompok peneliti ini mendesak WHO untuk segera menerbitkan panduan baru.

Terlebih dalam upaya penyebaran virus corona yang sudah menyebar di seluruh dunia ini.

Pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, juga mengakui bukti itu.

Tetapi dirinya mengatakan, temuan tersebut belum pasti atau definitif.

Tim penyemprot disinfektan oleh warga RSS TNI AL Wonosari, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Bakti Sosial Penanggulangan Bencana Non Alam Penyebaran Wabah Covid-19, Rabu (8/7/2020). Bakti sosial itu untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang masih berkembang, khususnya di wilayah Kota Surabaya. Dalam kegiatan tersebut didistribusikan 1.000 paket sembako, rapid test untuk 100 KK, pembagian 898 alat cuci tangan, dan 6 unit alat penyemprot disinfektan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut membantu dengan menyerahkan sejumlah bantuan seperti pendeteksi sebanyak 5 buah, 15.000 masker, 500 pampers, 26 liter cairan disinfektan, 100 baju hazmat. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Tim penyemprot disinfektan oleh warga RSS TNI AL Wonosari, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Bakti Sosial Penanggulangan Bencana Non Alam Penyebaran Wabah Covid-19, Rabu (8/7/2020). Bakti sosial itu untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang masih berkembang, khususnya di wilayah Kota Surabaya. Dalam kegiatan tersebut didistribusikan 1.000 paket sembako, rapid test untuk 100 KK, pembagian 898 alat cuci tangan, dan 6 unit alat penyemprot disinfektan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut membantu dengan menyerahkan sejumlah bantuan seperti pendeteksi sebanyak 5 buah, 15.000 masker, 500 pampers, 26 liter cairan disinfektan, 100 baju hazmat. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Baca: Trump Tuduh WHO Boneka China, PBB Umumkan Amerika Serikat Keluar dari WHO Mulai 6 Juli 2021

"Kemungkinan penularan melalui udara tidak dapat dikesampingkan dalam pengaturan rumah yang berventilasi buruk.

"Seperti daerah kumuh, berdekatan dan tertutup," ujarnya, dikutip Tribunnews dari Sky News.

Pihaknya menekankan, lebih banyak bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan dengan jelas.

Sementara itu, Jose Jimenez, ahli kimia dari University of Colorado, yang ikut dalam penelitian tersebut, mengatakan pihaknya tidak bermaksud untuk menyerang WHO melalui temuannya.

Tetapi mereka merasa perlu diumumkan ke publik, pasalnya WHO sempat menolak untuk mendengar hasil temuannya.

"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak untuk datang ke rumah sakit," katanya.

Petugas melakukan cek suhu tubuh pengunjung anak-anak sebelum memasuki gerbang Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (27/06/2020). Setelah sekitar tiga bulan tutup karena dampak pandemi Covid-19, Kebun Binatang Bandung dibuka lagi bagi pengunjung Sabtu ini. Seperti yang diungkapkan Marketing Communication Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafi'i. Pengunjung anak-anakpun diizinkan masuk dengan mengikuti protokol kesehatan standar WHO. Hari pertama hingga jam 12 siang 176 pengunjung yang masuk dari target 200 orang. Padahal hari biasa sebelum adanya pandemi dapat menampung 2000 pengunjung dan di akhir pekan mencapai 6000 pengunjung. Tribunjabar/zelphi
Petugas melakukan cek suhu tubuh pengunjung anak-anak sebelum memasuki gerbang Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (27/06/2020). Setelah sekitar tiga bulan tutup karena dampak pandemi Covid-19, Kebun Binatang Bandung dibuka lagi bagi pengunjung Sabtu ini. Seperti yang diungkapkan Marketing Communication Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafi'i. Pengunjung anak-anakpun diizinkan masuk dengan mengikuti protokol kesehatan standar WHO. Hari pertama hingga jam 12 siang 176 pengunjung yang masuk dari target 200 orang. Padahal hari biasa sebelum adanya pandemi dapat menampung 2000 pengunjung dan di akhir pekan mencapai 6000 pengunjung. Tribunjabar/zelphi (/ZELPHI)

Baca: Temuan Ratusan Ilmuwan, Partikel Kecil Virus Corona di Udara Dapat Menginfeksi Manusia, Kata WHO?

Jimenez mengatakan pihak WHO selalu menilai bukti tentang transmisi udara ini tidak beragam secara ilmiah, dan tidak didukung oleh para ahli yang ada di bidangnya.

Tetapi, WHO saat ini mempertimbangkan untuk menerbitkan laporan tentang bukti seputar transmisi Covid-19 dalam beberapa hari ke depan.

Menurut Van Kerkhove, hal ini akan mencakup panduan tentang menjaga jarak fisik dan penggunaan masker dalam pengaturan tertentu.

Saat ini, pihak WHO masih menyarankan untuk menjaga jarak satu meter diantara masyarakat.

Pedoman tersebut pun diikuti oleh banyak pemerintah di seluruh dunia.

Namun, setiap perubahan juga bisa berarti menggeser kebijakan banyak pemerintah tentang pengurangan risiko infeksi.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan