Jumat, 5 September 2025

Covid-19 Melonjak Lagi, Hong Kong Larang Warganya Kumpul Lebih dari 2 Orang & Makan di Restoran

Hong Kong ketatkan aturan di negaranya demi menekan wabah penyebaran virus corona semakin meluas.

Penulis: Inza Maliana
Bloomberg via SCMP
Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari. 

TRIBUNNEWS.COM - Hong Kong telah melarang pertemuan lebih dari dua orang karena negara-negara di seluruh dunia mencoba mengendalikan wabah Covid-19.

Mereka juga melarang warganya makan di restoran dan mewajibkan peraturan untuk mengenakan masker di tempat-tempat umum.

Hal itu setelah lonjakan kasus virus corona yang ditransmisikan secara lokal terjadi selama tiga minggu terakhir.

Pihak berwenang Hong Kong melaporkan 145 kasus pada Senin kemarin, dimana 142 kasus yang ditularkan secara lokal.

Langkah-langkah itu mulai berlaku pada Rabu (28/7/2020).

Gelang Pelacak Elektronik Digunakan Hong Kong untuk Pantau Kedatangan Pelancong dari Eropa dan AS. Wisatawan yang masuk menerima gelang elektronik di Bandara Internasional Hong Kong.
Gelang Pelacak Elektronik Digunakan Hong Kong untuk Pantau Kedatangan Pelancong dari Eropa dan AS. Wisatawan yang masuk menerima gelang elektronik di Bandara Internasional Hong Kong. (SCMP/Emily Tsang)

Baca: Hong Kong Berlakukan Denda Rp9,3 Juta Bagi Warga Tak Pakai Masker di Kendaraan Umum

Diketahui, langkah tersebut merupakan pertama kalinya Hong Kong melarang warganya makan di restoran.

"Situasinya sangat mengkhawatirkan karena wabah saat ini adalah yang paling parah yang pernah dialami kota itu," ujar Kepala sekretaris Matthew Cheung, dikutip dari Sky News.

Cheung mengatakan langkah-langkah baru akan diberlakukan selama tujuh hari.

Wilayah itu, dengan populasi lebih dari tujuh juta, telah menghentikan layanan makan malam mulai jam 6 sore pada awal Juli.

Sebab kekhawatiran akan adanya gelombang ketiga infeksi.

Pihak berwenang mengizinkan restoran dan kafe berfungsi sepanjang hari seperti biasa.

Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari.
Orang-orang yang memakai masker pelindung saat berjalan di distrik Kwun Tong Hong Kong pada 23 Januari. (Bloomberg via SCMP)

Baca: Bakal Dibuka, Disneyland Hong Kong Bakal Terapkan Protokol New Normal

Lebih dari 2.600 orang telah terinfeksi virus corona di Hong Kong sejak akhir Januari, dengan 20 di antaranya meninggal.

Langkah-langkah di Hong Kong datang ketika Daniel Andrews, perdana menteri negara bagian Victoria di Australia, mengatakan pendorong terbesar infeksi baru di sana adalah orang-orang yang terus bekerja setelah menunjukkan gejala.

Victoria melaporkan rekor 532 kasus pada Senin kemarin.

Melbourne, kota terbesar di negara itu, hampir setengah jalan dalam lockdown enam minggu yang ditujukan untuk mencegah penyebaran virus oleh masyarakat.

"Inilah yang mendorong angka-angka ini dan pengunciannya tidak akan berakhir sampai orang-orang berhenti bekerja dengan gejala dan malah pergi dan dites," tutur Andrews.

Para peneliti Australia berhasil menemukan suatu tes yang dapat mendeteksi keberadaan virus corona di tubuh hanya dalam waktu 20 menit. Foto: Seorang tenaga medis berbicara pada orang-orang yang mengantre di luar tempat pengetesan Covid-19 yang berada di The Royal Melbourne Hospital, Melbourne, Australia, pada Kamis, 16 July 2020.
Para peneliti Australia berhasil menemukan suatu tes yang dapat mendeteksi keberadaan virus corona di tubuh hanya dalam waktu 20 menit. Foto: Seorang tenaga medis berbicara pada orang-orang yang mengantre di luar tempat pengetesan Covid-19 yang berada di The Royal Melbourne Hospital, Melbourne, Australia, pada Kamis, 16 July 2020. (WILLIAM WEST / AFP)

Baca: Terobosan Baru, Peneliti Australia Temukan Tes yang Bisa Deteksi Covid-19 dalam 20 Menit

Australia adalah salah satu dari banyak negara di Asia-Pasifik di mana wisatawan asing pada dasarnya dilarang.

Ketika diizinkan masuk pun, diharuskan untuk mengikuti tes dan karantina yang ketat.

Pada saat yang sama, beberapa negara yang membiarkan resume perjalanan internasional terbatas mempertimbangkan kembali, ketika banyak kelompok kasus berkembang menjadi wabah baru.

Beberapa negara Eropa memperingatkan warga untuk tidak mengunjungi Spanyol.

Setelah beberapa tempat musim panas yang paling dicintai itu berubah menjadi hotspot Covid-19 yang menghadapi lockdown kembali.

Baca: Update Corona Global 28 Juli 2020: Total 16,6 Juta, Brasil 2,2 Juta Infeksi, India 1,4 Juta

Salah satu kasus baru Korea Selatan baru-baru ini adalah seorang wisatawan yang tiba minggu lalu dari Selandia Baru, yang belum memiliki kasus yang ditularkan masyarakat dalam tiga bulan.

Bukti apa pun wisatawan tersebut tertular virus di Selandia Baru akan mengejutkan negara kepulauan yang berpenduduk lima juta orang.

Otoritas kesehatan Selandia Baru mengatakan mereka akan melacak dan menguji orang-orang yang melakukan kontak dengan wisatawan dan juga meminta agar wisatawan diuji ulang.

Para pejabat Selandia Baru mengatakan rekan-rekan mereka dari Korea Selatan mencurigai wisatawan itu terinfeksi saat transit melalui Singapura.

"Kami memiliki sistem pelacakan kontak kami," kata menteri kesehatan Chris Hipkins.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan