Virus Corona
Deretan Pernyataan Hadi Pranoto, Klaim Temukan Obat Covid-19 hingga Ada Swab Tes Seharga Rp 10 Ribu
Hal ini setelah musisi Anji mengunggah video wawancaranya dengan Hadi Pranoto di channel Youtubenya, Jumat (31/7/2020).
Penulis:
Daryono
Editor:
Garudea Prabawati
Pernyataan Hadi ini berbeda dengan pernyataan ilmuwan yang menyebut virus Corona bisa mati dengan panas mendekati titik didik air 100 derajat Celcius, yakni 92 derajat Celsius.
Hasil penelitian ini dipublikasikan makalah non-peer-review yang dirilis di bioRxiv.org, Sabtu (11/4/2020) sebagaimana dikutip TribunKaltim.
2. Tes Covid-19 dengan DNA
Menurut Hadi, tes paling akurat Covid-19 adalah dengan tes DNA.
Hal ini karena rapid test dan swab test tidak bisa menjadi rujukan sepenuhnya apakah apakah seseorang terkena Covid-19 atau tidak.
"Kalau kita ingin memastikan orang itu betul-betul terinfesi covid-19 atau tidak kita harus melakukan uji coba labolatorium dengan DNA. Di situ akan ketahuan orang itu terinfeski covid-19 atau tidak karena covid-19 menyerang paru, otak dan lambung," ujar dia.
3. Swab Tes dengan Harga Rp 10 Ribu
Hadi Pranoto juga menyebut ada metode swab test yang lebih murah dan harganya hanya Rp 10 ribu.
Bahkan, metode swab tersebut cukup dengan air liur dan tidak perlu mengambil sampel dari lendir di hidung.
"Ada teknologi untuk mengetahui orang itu positif atau negatif covid-19 dan itu lebih murah dibanding PCR yang dilakukan teman-teman kedokteran. Tidak harus melalui lendir dihitung. Karena kalau sudah terinfeksi semua bisa diambil, keringat, air liur. Ada swab test yang baik dengan digital bisa harganya Rp 10 ribu, sudah bisa ketahuan orang itu positif atau negatif," beber dia.
4. Virus Corona Tak Bisa Divaksin
Dalam pernyataanya, Hadi juga menyebut virus Corona tidak bisa divaksin.
Hal ini karena dosis virus Corona sudah terlalu tinggi.
Hadi tidak menjelaskan tentang dosis yang ia maksud.
"Saat ini, Covid-19 ini dosisnya sangat tinggi dan tidak mungkin dibuatkan vaksin. Karena kalau dibuatkan vaksin dengan zakt adiktif itu mustahil. Makanya belum ditemukan vaksinnya. Dosisnya sudah tinggi, kalau ditambah dengan vaksin yang akan rusak adalah organ tubuh manusia," ujar dia.