Virus Corona
Update Corona Indonesia 18 November 2020: Total 478.720 Positif, 402.347 Sembuh, 15.503 Meninggal
Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 4.265 pasien per Rabu (18/11/2020).
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Indonesia, bertambah 4.265 pasien per Rabu (18/11/2020).
Dikutip dari www.kemkes.go.id, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menjadi 478.720 pasien.
Sebelumnya, pada Selasa (17/11/2020), total kasus positif sebanyak 474.455 orang.
Lalu, jumlah pasien yang sembuh pada hari ini menjadi 402.347 di seluruh Indonesia.
Pada hari sebelumnya, total pasien yang sembuh yakni 398.636 orang.
Sehingga, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 3.711 orang.
Baca juga: Eks Menteri Perikanan Srilanka Makan Ikan Mentah saat Konferensi Pers: Klaim Bisa Cegah Virus Corona
Baca juga: Profil Bupati Bogor Ade Yasin yang Baru Saja Umumkan Positif Corona, Politisi yang juga Istri Polisi
Kemudian, total ada 15.503 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Rabu hari ini.
Sementara, data Selasa kemarin sebanyak 15.393 orang dinyatakan meninggal dunia.
Sehingga, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 110 orang.
Jokowi Siap Disuntik Vaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kesiapannya menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.
Ia siap menjadi yang terdepan dalam keikutsertaan vaksinasi Covid-19 jika memang dibutuhkan.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam setelah sidak simulasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).
"Kalau ada yang bertanya, presiden nanti di depan atau di belakang? Kalau oleh tim saya diminta yang paling depan ya saya siap," ungkapnya, dikutip dari laman resmi presidenri.go.id, Rabu.

Terkait distribusi vaksin Covid-19, Jokowi menyebut hal itu tidak mudah.
Setiap vaksin dari produsen yang berbeda juga memiliki ketentuan penyimpanan dan pola distribusi yang berbeda-beda.
Hal inilah yang saat ini sedang disiapkan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya untuk menjamin vaksin yang akan disuntikkan kepada masyarakat tidak mengalami kerusakan dan penurunan mutu.
"Kemudian siapa yang akan divaksin terlebih dahulu? Yang akan divaksin pertama adalah nanti tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat, juga tenaga medis yang ada."
"Itu yang diberikan prioritas, ditambah TNI-Polri kemudian nanti baru ASN untuk pelayanan publik yang ada di depan, guru, dan kemudian kita semua," katanya.
Baca juga: Jokowi Sebut Vaksin Corona Tiba Akhir November atau Desember, Bisa Bentuk Jadi atau Bahan Baku
Baca juga: Luhut Sebut Ada Pejabat Hadir Dalam Kerumunan yang Abaikan Protokol Corona di Jakarta, Sindir Siapa?
Ia menegaskan, keselamatan dan keamanan masyarakat merupakan prioritas paling tinggi dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 mendatang.
Sehingga, sejumlah tahapan ilmiah tengah dilakukan pemerintah dan wajib untuk diikuti.
"Kaidah-kaidah ilmiah ini sudah saya sampaikan wajib diikuti."
"Kita ingin keselamatan dan keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," ujar Jokowi.

Semua vaksin yang nantinya akan digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 merupakan vaksin yang terdaftar dan disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kriteria lain yang diharapkan dari vaksin yakni kemanfaatan dari vaksin Covid-19 tersebut haruslah maksimal.
"Semua vaksin yang kita pakai itu harus masuk ke dalam daftarnya WHO, ini wajib. Harus masuk ke daftarnya WHO," ucap Jokowi.
Setelah vaksin-vaksin yang dimaksud telah masuk ke Indonesia, masih terdapat sejumlah tahapan yang harus ditempuh untuk memastikan keamanan dari penggunaan vaksin itu.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai lembaga pengawas juga akan terlebih dahulu melakukan uji dan verifikasi standar untuk dapat mengeluarkan emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin tersebut.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Vaksin Tak Hanya Soal Disuntikkan, Tapi Tetap Aman Saat Distribusikan
Baca juga: BPOM Berikan Izin Edar Darurat 2 Obat dan 14 Herbal untuk Pasien Corona
Ia memperkirakan, sejumlah proses tersebut akan memakan waktu yang menyebabkan proses vaksinasi massal baru dapat dilaksanakan pada akhir 2020 atau awal 2021.
"Kita memperkirakan akan mulai vaksinasi itu di akhir tahun 2020 atau di awal tahun 2021."
"Karena memang proses persiapannya itu tidak hanya menerima vaksin kemudian langsung disuntikkan."
"Tapi juga harus menyiapkan distribusi ke seluruh Tanah Air," imbuh dia.
(Tribunnews.com/Nuryanti)