Kamis, 4 September 2025

Penanganan Covid

Kanada Kembali Laporkan Kasus Pembekuan Darah Langka setelah Suntik Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Kanada kembali melaporkan kasus pembekuan darah langka setelah penyuntikan vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
JOEL SAGET / AFP
Vaksin AstraZeneca - Kanada kembali melaporkan kasus pembekuan darah langka setelah penyuntikan vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca. 

Keputusan diambil karena maraknya kasus pembekuan darah yang langka.

Direktur badan kesehatan Denmark, Soren Brostrom mengatakan negaranya tetap menghentikan pemakaian AstraZeneca meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat Eropa (EMA) mendukung vaksin ini.

Fasilitas di Wrexham membuat vaksin Oxford AstraZeneca
Fasilitas di Wrexham membuat vaksin Oxford AstraZeneca (Ian Cooper / North Wales Live)

Dilansir Euro News, vaksinasi di Denmark akan tetap berlanjut tanpa vaksin AstraZeneca. 

"Secara keseluruhan, kami harus mengatakan bahwa hasil menunjukkan ada sinyal efek samping yang nyata dan serius dalam vaksin dari AstraZeneca," kata Brostrom dalam pernyataanya.

"Berdasarkan pertimbangan menyeluruh, kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini."

Di Denmark, dua penerima suntikan AstraZeneca mengalami pembekuan darah yang parah, bahkan salah satunya berakibat fatal.

Sebagian besar vaksinasi Covid-19 di negara ini menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech.

Sekitar 150.000 orang yang telah disuntik AstraZeneca akan ditawari vaksin berbeda untuk dosis kedua, kata Brostrom.

Meskipun EMA mendukung vaksin AstraZeneca pada Maret lalu, Denmark memilih untuk melanjutkan penangguhan sambil menyelidiki laporan pembekuan darah.

Namun kali ini Denmark memutuskan untuk menyetop vaksin ini.

Baca juga: Divaksinasi Saat Puasa, Ini yang Perlu Disiapkan Lansia

AstraZeneca mengatakan menghormati keputusan Denmark dan akan terus memberikan data terkait vaksinnya, dilansir Reuters

"Pelaksanaan dan peluncuran program vaksin adalah masalah yang harus diputuskan oleh masing-masing negara, berdasarkan kondisi lokal," kata perusahaan produsen AstraZeneca.

Pengawas obat Uni Eropa pekan lalu mengatakan telah menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca dan trombosis sinus vena serebral (CVST), yakni pembekuan darah otak.

Dikatakan risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping pembekuan darah itu.

Namun pilihan untuk tetap menggunakan AstraZeneca menjadi keputusan masing-masing negara.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan