Minggu, 7 September 2025

Viral Hari Ini

Fakta Penghentian Distribusi Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547, Alasan hingga Jaminan Keamanan

Pemerintah memutuskan distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca Batch (Kumpulan Produksi) CTMAV547 dihentikan sementara. Apa alasannya?

Penulis: Anita K Wardhani
Istimewa
Ilustrasi Astra Zeneca. Fakta Penghentian Distribusi Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547, Alasan hingga Jaminan Keamanan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca Batch (Kumpulan Produksi) CTMAV547 dihentikan sementara. Apa alasannya?

Pemerintah melalui BPOM sedang melakukan pengujian toksisitas dan sterilitas dalam rangka kehati-hatian untuk memastikan keamanan vaksin ini.

Baca juga: Dihentikan Sementara, Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Hanya Didistribusikan di DKI dan Sulut

Baca juga: Komnas KIPI: Butuh Autopsi untuk Tahu Penyebab Meninggalnya Pria di Jakarta usai Vaksin AstraZeneca

Dalam keterangan diterima Tribunnews.com Minggu (16/5/2021), juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menuturkan, tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya.

Hanya Batch CTMAV547 yang dihentikan sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang memerlukan waktu satu hingga dua minggu.

Ilustrasi vaksinasi
Ilustrasi vaksinasi (Freepik)

Mengapa dihentikan? Adakah terkait kasus kematian warga Jakarta usai disuntik vaksin Astrazeneca?

Terkait dengan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca Batch CTMAV547, Komnas KIPI telah merekomendasikan BPOM untuk melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap Kelompok tersebut dikarenakan tidak cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud.

Dilansir Tribunnews.com sebelumnta, Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari menuturkan, kini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI sedang melakukan uji sterilisasi dan toksisitas vaksin yang disuntikan kepada pria 22 tahun itu.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual Kemenkes, Rabu (12/5/2021
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual Kemenkes, Rabu (12/5/2021 (screenshot)

"Sekarang sudah diuji vaksin uji sterilisasi dan toksisitas di BPOM hasilnya keluar dua minggu," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/5/2021).

Ia mengatakan, melalui uji sterilisasi dan toksisitas vaksin tersebut diharapkan penyebab kematian Trio menemui titik terang.

Lantaran, jika dihubungkan dengan riwayat penyakit almarhum menurut temuan Komnas KIPI bukan menjadi penyebab kematian.

"Iya, vaksinnya diuji apakah tidak steril atau ada toxicnya. Kemarin data riwayat dari alm sudah kita lihat memang ada penyakit kronis tapi mungkin tidak terkait dengan kematian yang bersangkutan," jelas Hindra.

Foto vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson
Foto vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson (AFP)

Hindra mengatakan selain hasil uji sterilisasi dan toksisitas vaksin, untuk memperkuat hasil investigasi juga diperlukan outopsi jasad Trio.

Alasannya, data terkait kematian Trio sangatlah terbatas.

"Datanya tidak ada. Saat datang ke rumah sakit sudah wafat. Dokternya mau periksa sudah tidak bisa, mau periksa laboratorium juga sudah tidak bisa. Bukan terbatas, tidak ada datanya," ungkapnya.

Padahal, keluarga memiliki peluang diagnosa medis Trio sebelum meninggal, jika Trio segera memeriksakan diri ke dokter maupun faskes terdekat saat mengeluhkan sakitnya.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan