Senin, 8 September 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Melonjak, Epidemiolog: Waspada Penting, Tapi Panik Tidak Boleh

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk mewaspadai Covid-19, namun jangan panik.

Freepik
Kasus Covid-19 Melonjak, Epidemiolog: Waspada Penting, Tapi Panik Tidak Boleh 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus positif virus corona (Covid-19) yang terus mengalami peningkatan seiring munculnya varian B.1.617.2 (Delta) tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Terlebih pemerintah telah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli mendatang, ini 'menandai' semakin gentingnya situasi pandemi saat ini.

Terkait hal ini, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk mewaspadai Covid-19), termasuk varian Delta.

Baca juga: Lonjakan Covid-19 Mencemaskan, Simak Tips Jaga Pikiran Positif untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh

Baca juga: Dipercaya Bisa Obati Covid-19, Susu Beruang Jadi Rebutan, Dokter dan Ahli Gizi Beberkan Fakta Lain

Namun mereka tidak boleh panik dalam menghadapi virus ini.

"Waspada penting, tapi panik tidak boleh," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Selasa (6/7/2021).

Ilustrasi Covid-19  Varian Delta
Ilustrasi Covid-19 Varian Delta (shutterstock)

Baca juga: Potensi Paparan Varian Delta Di Indonesia Lebih Dari 20 Persen, Epidemiolog Beri Saran Ini

Baca juga: Varian Delta Serang Semua Kelompok Usia, Epidemiolog: Lansia-Penderita Komorbid Rentan Terinfeksi

Ia kemudian menjelaskan bahwa 20 persen dari total penderita Covid-19 di dunia memang masuk kategori sedang hingga berat.

Sehingga tentunya akan membutuhkan perawatan di rumah sakit.

"Ini adalah penyakit yang 20 persen dari penderitanya akan membebani atau memerlukan perawatan rumah sakit," jelas Dicky.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman (Dokumentasi Pribadi)

Sementara itu, sebagian kecil atau 5 persen diantaranya akan memerlukan perawatan intensif di ruang ICU.

"5 persen (diantaranya) akan memerlukan ICU," kata Dicky.

Sedangkan sebagian besar yakni 80 persen penderita Covid-19 menunjukkan gejala yang ringan, bahkan ada puka yang masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

Oleh karena itu menurutnya, penderita Covid-19 lebih banyak yang bisa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Tapi yang 80 persen itu ya banyaknya tidak bergejala atau gejalanya ringan, sehingga mereka cukup isolasi mandiri," tutur Dicky.

Ilustrasi minum obat
Ilustrasi minum obat (NET)

Sebelumnya, Dicky menyampaikan bahwa mereka yang masuk dalam kategori risiko rendah ini tidak perlu panik dan mengkonsumsi berbagai macam obat kimia maupun produk makanan dan minuman yang diklaim 'anti Covid-19'.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan