Virus Corona
Kisah Penyintas Covid-19 'Alumni' RSDC Wisma Atlet, Awalnya Merasa Seram Hingga Punya Banyak Teman
Nessa Wina merupakan satu di antara penyintas Covid-19 yang pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet.
Editor:
Adi Suhendi
“Lebih ingat Tuhan, sih. Ingat mati juga,” ucap Nessa lalu tertawa.
Di Wisma Atlet, ia dirawat di tower 4 dengan fasilitas satu ruangan diisi oleh satu pasien.
Lebih lanjut, menurut Nessa, kegiatan isolasi di Wisma Atlet tidak seseram yang ditampilkan oleh media.
Ia pun sering main ke kamar sebelah.
“Semua orang yang di wisma atlet kalau sudah dinyatakan negatif itu ibaratnya kayak lulus sekolah. Harapan kita sebagai pasien,” ujarnya.
Wanita yang bekerja di perusahaan penyedia Air Conditioner (AC) ini lulus dari Wisma Atlet pada tanggal 30 Mei.
Setelah keluar dari Wisma Atlet, komunikasi sesama alumni Wisma Atlet masih tetap berjalan.
Hari Senin (12/7/2021) kemarin, ia melakukan donor plasma konvalesen di Gedung PMI DKI Jakarta.
Plasma itu ditujukan untuk salah satu anggota keluarga alumni Wisma Atlet.
“Dari grup senam. Jadi ada alumni wisma atlet yang punya sepupu, saat ini dia kritis dan butuh plasma darah O. Mumpung golongan darah gue O, ya udah gue donor aja,” ujar Nessa.
Sebagai bekas pasien Covid-19, Nessa merasa lebih peduli terhadap kebersihan dan keramaian lingkungan.
Hingga kini, ia masih merasa was-was saat berada di tempat kerumunan.
Ia mengaku sudah tidak pernah jajan di gerai makanan.
“Intinya gue engak mau makan di luar lagi. Gue baru pilek saja udah panik. Jadi langsung swab antigen saja. Bukan masalah sakitnya, tapi gue keberatan saja kalau mesti isoman lagi,” tutur Nessa. (Tribun Network/jar/wly)