Senin, 18 Agustus 2025

Virus Corona

Covid-19 Varian Omicron dalam Tahap Penelitian, Berikut Ini Hal yang Perlu Diketahui tentang Omicron

Covid-19 varian Omicron masih dalam tahap pengujian, berikut ini hal yang perlu diketahui tentang Omicron (B.1.1.529) dan gejala pasien pertama.

Freepik
Ilustrasi varian Omicron - Covid-19 varian Omicron masih dalam tahap pengujian, berikut ini hal yang perlu diketahui tentang Omicron (B.1.1.529) dan gejala pasien pertama. 

TRIBUNNEWS.COM - Covid-19 varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Omicron sebagai Variant of Concern.

Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.

Situasi epidemiologis di Afrika Selatan ditandai dengan tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta.

Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529.

Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021.

Karakteristik Omicron masih belum diketahui secara jelas dan lengkap.

Penelitian tentang Omicron terus berlanjut dan hasil penelitian akan dipublikasikan setelah riset dinyatakan valid.

Baca juga: Gejala Varian Baru Covid-19, Omicron: Digambarkan Sangat Ringan, tapi Lebih Cepat Menular

Pengetahuan Terkini tentang Omicron

Protein lonjakan Omicron dengan mutasi baru terlihat dalam warna merah, biru, emas dan hitam.
Protein lonjakan Omicron dengan mutasi baru terlihat dalam warna merah, biru, emas dan hitam. (Pusat Penelitian Virus di Universitas Glasgow)

Para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami banyak aspek Omicron dan akan terus membagikan temuan penelitian ini.

Tingkat Penularan:

Belum jelas apakah Omicron lebih mudah menular dibandingkan dengan varian lain, termasuk Delta.

Jumlah orang berstatus positif terinfeksi Covid-19 telah meningkat di wilayah Afrika Selatan.

Hingga kini, studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah peningkatan itu karena Omicron atau faktor lainnya.

Tingkat keparahan penyakit:

Belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi varian lain, termasuk Delta.

Data awal menunjukkan ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan.

Namun, hal itu mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.

Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.

Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di antara mahasiswa yang tergolong individu lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan.

Penelitian untuk memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.

Semua varian Covid-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi kunci.

Baca juga: Virus Omicron Terdeteksi di 23 Negara, Terbanyak Afrika Selatan dengan 77 Kasus

Gejala pada Pasien Pertama Omicron

Dilansir New York Times, dokter yang menangani varian Omicron pertama, Dr Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, menginformasikan gejala ringan pasien pertama Omicron.

Gejala Covid-19 Omicron digambarkan sebagai gejala yang sangat ringan.

Ada sedikit perbedaan dengan gejala pada pasien yang terinfeksi varian Delta.

Pasien tersebut adalah seorang pria berusia 33 tahun.

Beberapa gejala ringan yang dialami, yaitu:

- Merasa sangat lelah selama beberapa hari terakhir;

- Merasakan sakit dan nyeri di tubuh;

- Merasakan sedikit sakit kepala;

- Tidak mengalami sakit tenggorokan;

- Tenggorokan gatal, namun tidak batuk;

- Tidak kehilangan deteksi indera perasa atau bau.

Dokter Coetzee langsung melakukan tes Covid-19 pada pasien tersebut dan hasilnya positif.

Ia juga melakukan tes pada anggota keluarga pasien yang juga memiliki hasil positif.

Pasien dengan gejala yang sama mulai meningkat pada 18 November 2021, dengan gejala yang berbeda dari varian Delta.

Baca juga: Mengapa Diberi Nama Omicron? Berasal dari Huruf Yunani, Begini Cara Mengucapkannya dan Artinya

Perbandingan Efektivitas infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya dengan Omicron

WHO mengungkapkan bukti awal menunjukkan kemungkinan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron.

Maknanya, orang yang sebelumnya pernah terinfeksi Covid-19, maka akan lebih mudah terinfeksi ulang oleh Omicron), dibandingkan dengan Variant of Concern lainnya.

1. Efektivitas vaksin

WHO menyatakan vaksinasi tetap menjadi prioritas pencegahan penularan Covid-19, penyakit parah, hingga kematian, termasuk melawan varian dominan yang beredar, Delta. 

2. Efektivitas tes saat ini

Tes PCR masih efektif untuk mendeteksi infeksi Omicron, seperti yang digunakan untuk mendeteksi varian lain.

Saat ini masih berlangsung studi untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen.

3. Efektivitas pengobatan saat ini

Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih efektif untuk menangani pasien dengan Covid-19 yang parah.

Perawatan lain akan diuji untuk melihat apakah masih efektif, mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Covid-19 Omicron

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan