Minggu, 17 Agustus 2025

Virus Corona

Arcturus, Varian Covid yang Sangat Menular, Tampaknya Miliki Gejala Baru, Ini yang Perlu Diketahui

Omicron menelurkan XBB.1.16 mungkin bukan sekadar varian COVID biasa, kasus pada anak meningkat untuk pertama kalinya dalam enam bulan di India.

Penulis: Tiara Shelavie
Freepik
Ilustrasi virus corona. Omicron menelurkan XBB.1.16 yang mungkin bukan sekadar varian Covid-19 biasa, menurut seorang dokter anak terkemuka di India, di mana infeksi melonjak. 

Adenovirus dan Covid tidak mungkin dibedakan satu sama lain tanpa pengujian.

"Ada banyak anekdot konjungtivitis pediatrik di India saat ini," ungkap Raj Rajnarayanan, asisten dekan penelitian dan profesor di kampus Institut Teknologi New York di Jonesboro, Ark. kepada Fortune.

Richard Reithinger, seorang ahli epidemiologi penyakit menular di lembaga penelitian nirlaba RTI International, mengatakan kepada Fortune, dia juga mendengar laporan semacam itu.

Tetapi, ia menyebut mungkin terlalu dini untuk mengatakan apakah rangkaian gejala virus benar-benar telah berubah.

Konjungtivitis sebelumnya telah dilaporkan sebagai gejala COVID, catatnya, meski tidak sering.

Perkembangan kasus XBB.1.16 (Arcturus)
Perkembangan kasus XBB.1.16 (Arcturus) (Twitter @RajlabN)

Para peneliti di Truhlsen Eye Institute dari Nebraska Medicine sebelumnya mengidentifikasi virus dalam film air mata mata, lapisan tipis cairan yang menutupi permukaan luar mata.

Adanya virus di sana dapat menyebabkan konjungtivitis, kata institut itu dalam posting blog November.

Menurut Truhlsen Eye Institute, gejala konjungtivitis meliputi:

- Mata berair;

- Kemerahan;

- Pembengkakan;

- Nyeri atau iritasi;

- Gatal;

- Keluarnya kotoran.

XBB.1.16 memiliki "keuletan" untuk mengalahkan varian lain

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Rajnarayanan memprediksi XBB.1.16 dan bibit Omicron baru lainnya, XBB.1.9, menguat selama beberapa minggu ke depan, jika tidak ada varian lain lagi yang muncul.

XBB.1.16 dan keturunannya memiliki "keuletan untuk mengalahkan" varian COVID lain, katanya, menambahkan bahwa varian baru berkembang dengan cepat.

Keluarga varian XBB.1.16 adalah kelompok besar berikutnya setelah varian Kraken, catatnya.

Ketika sampai pada pandemi, dunia saat ini berada dalam "zaman rekombinan", yakni varian yang sudah ada bergabung satu sama lain untuk berpotensi mendatangkan lebih banyak malapetaka, ujar Ryan Gregory, seorang profesor biologi di University of Guelph di Ontario, Kanada, kepada Fortune.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan