Senin, 25 Agustus 2025

Ibadah Haji 2019

So Sweet, Kisah Kesetian Jemaah Haji Lansia, Cemburunya Kakek Mahmud dan Cerita Sri Temani Suami

Kiranya pas lirik Saat Aku Lanjut Usia Sheila on 7 ini untuk menunjukkan kisah setia dan romantisme pasangan lansia jemaah haji asal Indonesia.

Penulis: Anita K Wardhani
Tribunnews/Darmawan/MCH2019)
Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar 

Kiranya pas  lirik Saat Aku Lanjut Usia Sheila on 7 ini untuk menunjukkan kisah setia dan romantisme pasangan lansia jemaah haji asal Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM  "Saat aku lanjut usia...Saat ragaku terasa tua...Tetaplah kau slalu di sini...Menemani aku bernyanyi," demikian penggalan lagu Saat Aku Lanjut Usia Sheila on 7.

Sweet banget kan?

Ya, lagu ini sepertinya pas dengan kisah setia dan romantisme pasangan jemaah haji asal Indonesia.

Romantisme ditunjukkan sepasang kakek nenek calon haji asal Ambon. Sang pria ogah terpisah dengan istrinya, ia cemburu, Bagaimana kisahnya?

Mahmud Sopamena (87), seorang kakek jemaah haji asal Ambon menyingkirkan tangan petugas haji yang ingin mendorong kursi roda istrinya Nenek Kalsum Litiloli (75) saat tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA), Madinah.

Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar
Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar (Tribunnews/Darmawan/MCH2019)

Bahkan kakek Mahmud memarahi petugas haji dengan memukul tangan petugas.

Sang kakek rupanya cemburu jika ada orang lain membantu istrinya yang biasa dipanggil Mak Cum itu.

Padahal keduanya dipastikan membutuhkan pertolongan petugas karena sama-sama menaiki kursi roda.

“Sampai di Madinah kami harus turunkan mereka berdua bersama-sama menggunakan kursi roda, keduanya tidak mau dipisahkan. Saat Mak Cum sudah jauh, Pak Mahmud marah-marah terpaksa Mak Cum kita panggil balik lagi,” kata Ketua Kloter Jusman Rivay.

Mahmud tak mau melepaskan tangan sang istri dan berkeras terus menggandeng tangannya meski berada di dua kursi roda yang berbeda.

Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar
Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar (Tribunnews/Darmawan/MCH2019))

“Cemburu, dia enggak mau kita kasih (dorong) Mak Cum. Makanya pas kita dorong itu Mak Cum harus pegang tangan. Setelah pegang tangan, dia harus elus-elus, pahanya, kakinya, itu pun baru dorong (kursi roda) sedikit-dikit enggak bisa jauh karena pegangan tangan. Pokoknya dia enggak mau jauh sama istrinya,” kata Rivay.

Mahmud merupakan anggota Kloter 13 Embarkasi UPG (Makassar) asal Ambon Maluku.

Sejak keberangkatan dari rumahnya dia sudah tak mau berpisah dengan sang istri yang juga turut berhaji bersamanya.

“Pak Mahmud kami bantu naik ke ambulans sejak dari rumah ketika naik ambulans sampai di Bandara Hasanuddin tidak mau turun dari ambulans dan harus ditemani istrinya,” kata Rivay.

Rivay menceritakan bahkan Mahmud sempat mengamuk kepada petugas sampai akhirnya petugas harus menjemput sang istri yang kebetulan berada di barisan antrian lain.

Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar
Pasangan jamaah calon haji Indonesia Mahmud Sopamena dan Karsum Litiloli saat tiba di Madinah, Rabu (17/7/2019) Pasangan jamaah haji yang tak mau dipisahkan sejak keberangkatan dari Makassar (Darmawan/MCH2019)

Nenek Kalsum kemudian datang dan membujuk sang suami sampai akhirnya mau turun tapi tetap harus ditemani di sang istri.

“Akhirnya kita bawa tapi mereka tak bisa dipisahkan. Dari mulai di ambulans sampai ke pesawat Mak Cum enggak bisa bergerak. Karena kalau sampai Mak Cum bergerak Pak Mahmud bisa marah-marah lagi,” katanya.

Hal yang sama terjadi lagi saat di dalam pesawat ketika Mak Cum terpaksa harus ke toilet dua kali. Mahmud pun harus ditangani petugas karena khawatir dipisahkan dari belahan jiwanya itu.

Hingga ketibaan di tanah suci pun masih begitu, sang kakek benar-benar tak mau melepaskan tangan istrinya.

Yuk simak videonya. Jangan gemes ya.

Rela Tunda ke Tanah Suci

Tak ingin meninggalkan suaminya Suwarno (62) yang gagal berangkat haji tahun ini, Sri Wahyuni (60) memilih setia mendampingi tertinggal di tanah air.

Caon Haji asal Kota Bandung, Jawa Barat ini memilih menemani pasangan hidupnya itu meski saat pemeriksaan kesehatan hanya suaminya tak tak lolos.

Saat di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, Jalan Kemakmuran, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi diketahui Suwarno diketahui mengidap penyakit gagal ginjal stadium empat.

Ketua Panitia Bidang Kesehatan PPIH Jawa Barat, Yani Dwiyuli membenarkan jika dia jemaah calon haji itu atas nama Suwarno (62) dan istrinya bernama Sri Wahyuni (60) ini tak bisa berangkat.

Mereka masuk ke dalam kelompok terbang (kloter) enam yang dijadwalkan berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Arab Saudi pada, Senin (8/7/2019).

Jemaah calon haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Al-Ukhuwwah Kota Bandung pamitan kepada keluarga di halaman Masjid Al-Ukhuwwah di Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Minggu (7/7/2019). Kloter pertama sebanyak 404 jemaah calon haji asal Kota Bandung diberangkatkan menuju kantor embarkasi Bekasi menggunakan 11 bus dari Mapolda Jawa Barat. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Jemaah calon haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Al-Ukhuwwah Kota Bandung pamitan kepada keluarga di halaman Masjid Al-Ukhuwwah di Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Minggu (7/7/2019). Kloter pertama sebanyak 404 jemaah calon haji asal Kota Bandung diberangkatkan menuju kantor embarkasi Bekasi menggunakan 11 bus dari Mapolda Jawa Barat. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

"Jadi yang sakit suaminya (Suwarno), tapi karena dia (Sri Wahyuni) setia sama suaminya jadi ikut ekses istilahnya, pendamping enggak ikut berangkat juga," kata Yani kepada TribunJakarta.com, Selasa (9/7/2019).

Sesuai peraturan Menteri Kesehatan nomor 15 tahun 2016, terntang istithaah atau kesehatan jemaah haji, kondisinya tidak memenuhi syarat dan terpaksa harus ditunda.

"Kriteria istithaah salah satunya gagal ginjal stadium 4 dan 5, tapi enggak semua pengidap gagal ginjal enggak bisa berangkat, ada jemaah yang memiliki penyakit sama tapi kondisi masih memenuhi syarat dan bisa diberangkatkan," jelas dia.

Yani menjelaskan, tahapan tes kesehatan untuk jemaah calon haji sejatinya telah dilalui sebanyak tiga tahap.

Namun saat di daerah asal, kondisi kesehatan Suwarno masih memungkinkan untuk berangkat.

Namun ketika tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, kondisi kesehatannya menurun.

Jemaah calon haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Al-Ukhuwwah Kota
"Sampai sini wajahnya sudah pucat, kita langsung rujuk oe dokter dan dokter tidak kasi rekomendasi (untuk diberangkatkan), pas saya tanya ke Bandung, yang bersangkutan kondisinya masih memungkinkan, barangkali saat itu ada usaha supaya bisa lolos, tapi pas di Embarkasi kita screening lagi dapet," imbuhnya.

Setelah itu, PPIH langsung merujuk Suwarno ke runah sakit untuk dilakukan perawatan.

Ketika itu, respon sang istri sempat patah semangat namun, dia tetap ingin menemani sang suami karena merasa usia yang sudah uzur.

"Istrinya tetap ingin menemani suaminya, jadi ada kemungkinan batal berangkat tahun ini atau ditunda sampai kondisi kesehatannya memungkinkan, kloter terkahir yang berangkat itu tanggal 5 Agustus 2019, kalau sampai tanggal itu masih kurang baik terpaksa ditunda tahun depan," jelas dia.

Total sejauh ini tiga orang jemaah calon haji asal Jawa Barat batal berangkat ke tanah suci usai pemeriksaan kesehatan di Asrama Haji Embarkasi Bekasi.

Sebelumnya, satu orang jemaah dari Kabupaten Cianjur bernama Neng Sarah Asep (25) yang masuk ke dalam kelompok terbang (kloter) 2, dipastikan gagal berangkat ke tanah suci lantaran hamil dengan usia kandungan 11 pekan.

(Tribunnews.com/Muhammad Husain Sanusi/TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Kisah Romantis Jemaah Haji Kakek-Nenek di Tanah Suci, Ogah Terpisah, Cemburu Pada Petugas

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Romantis Jemaah Haji Kakek-Nenek di Tanah Suci, Ogah Terpisah, Cemburu Pada Petugas, https://www.tribunnews.com/haji/2019/07/18/kisah-romantis-jemaah-haji-kakek-nenek-di-tanah-suci-ogah-terpisah-cemburu-pada-petugas

dan di Tribunjakarta.com dengan judul Gagal Ginjal Stadium 4, Pasangan Suami Istri Jemaah Calon Haji Batal Berangkat,

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan