Ibadah Haji 2022
Jemaah Haji asal Grobogan ini Pulang Pakai Baju 4 Lapis, Ternyata Ada Alasan Haru di Baliknya
Siti Khusnul, seorang jemaah asal Grobogan, Jawa Tengah dan barang bawaannya boneka unta untuk cucunya. Ia memakai baju 4 lapis demi membawanya.
Penulis:
Aji Bramastra
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Banyak jemaah haji Indonesia masih nekat membawa tas dan barang bawaan di luar ketentuan berlaku, saat pulang ke Tanah Air.
Akibatnya, mereka terpaksa meninggalkan sejumlah oleh-oleh yang sudah dibeli untuk keluarga.
Sebagaimana diketahui, jemaah haji hanya boleh membawa satu tas berisi barang seberat 32 kg dan satu tas jinjing kecil ke kabin pesawat.
Baca juga: Jemaah Haji Maluku Dijadwalkan Tiba di Ambon 7 Agustus, Bertolak dari Tanah Suci 5 Agustus 2022
Tapi, masih banyak jemaah yang hendak masuk pesawat membawa banyak barang bawaan. Mereka terpaksa meninggalkan barang bawaan mereka.
Pemandangan ini jamak mewarnai momen kepulangan jemaah haji Indonesia, di paviliun Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Sejumlah jemaah pun tak bisa menyembunyikan kesedihan mereka, karena oleh-oleh yang sudah mereka beli, tak bisa terbawa ke Tanah Air.
Tapi, ada juga jemaah haji yang putar otak agar bisa membawa oleh-oleh mereka.
Caranya, memakai baju hingga berlapis-lapis, demi bisa melegakan ruang di koper.
Baca juga: Pulang ke Tanah Air, Jemaah Haji Dilarang Masukkan Air Zam-zam ke Tas Bagasi
Satu jemaah yang melakukan hal tersebut adalah Siti Khusnul, seorang ibu asal Grobogan, Jawa Tengah.
Minggu (17/7/2022) siang, Khusnul sudah hendak terbang ke Tanah Air dari Bandara Jeddah.

Tapi, ia tak bisa meneruskan perjalanan, karena bawaan yang dibawanya ke kabin pesawat terbagi dalam beberapa tas.
Ia pun terancam tak bisa membawa oleh-oleh yang dibawanya.
Padahal, dalam oleh-oleh itu ada beberapa boneka unta, yang ia beli di Tanah Suci untuk cucu-cucunya.
Khusnul pun membuka kopernya. Ia memakai lima lapis baju gamis sekaligus.
Sajadah tebal yang terlipat di dalam koper ikut ia ambil.
Ia kalungkan di leher, hingga menyerupai syal.
Koper Khusnul pun kini ganti penuh berisi boneka unta untuk sang cucu.
"Apapun lah saya lakukan buat cucu. Kemarin sudah video call saya tunjukkan bonekanya, saya nggak bisa bayangkan sedihnya cucu, kalau boneka batal saya bawa," kata Khusnul.
Baca juga: 3 Penyakit ini Jadi Penyebab Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci: Serangan Jantung Paling Mematikan
Aturan ini juga banyak dikeluhkan jemaah. Endang, juga dari embarkasi Solo, malah harus meninggalkan oleh-olehnya.
"Sedih saya, aturan soal barang bawaan tidak ada kelonggaran. Terpaksa banyak yang ditinggalkan. Padahal sudah dibeli sebagai oleh-oleh untuk keluarga," ujar Endang jamaah SOC 1, Jumat (15/7/2022) dini hari.
Hal yang sama dikatakan Sulastri, jamaah SOC 2.
Ia harus meninggalkan beberapa pakaian, sandal, peralatan mandi, sajadah dan makanan yang dibelinya di tanah suci, karena tidak bisa dibawa dalam tas tentengan lainnya.
Ia bahkan harus meninggalkan tas yang ia beli di Tanah Suci.
"Tidak boleh bawa tas lain. Padahal saya beli tas ini pun di sini, ya terpaksa ditinggal," ucapnya.
Aturan soal barang bawaan ini sebenarnya sudah disosialisasikan ke jemaah jauh sebelum jadwal pemulangan.
Plh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Wawan Djunaedi l mengingatkan jemaaah haji untuk memperhatikan ketentuan-ketentuan barang yang akan dan bisa dibawa.
"Jemaah haji reguler berhak membawa tas bagasi tercatat yang dapat diisi maksimal 32 kg, kecuali jemaah haji dari embarkasi Surabaya yang tas bagasinya hanya dapat diisi maksimal 28kg. Selain itu, jemaah juga membawa tas tenteng yang dapat diisi maksimal 7 kg dan tas paspor," ujar Wawan. Sementara itu, hingga hari ke-3 kepulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air, ratusan jemaah masih juga nekat membawa air zamzam.
Pemandangan berserakannya botol-botol air zamzam milik jemaah haji Indonesia yang sudah dibalut lakban menjadi pemandangan biasa.
Botol-botol itu harus ditinggalkan, karena tak diperbolehkan masuk ke pesawat.
Kepala Seksi Pelayanan Kepulangan Jemaah di Bandara Jeddah, Edayanti Dasril, memperkirakan, hingga pemulangan terakhir nanti, masih akan banyak jemaah yang nekat membawa air zamzam secara diam-diam, meski sudah pasti akan gagal lolos.
Edayanti mengatakan, pihaknya tak bisa mencegah jemaah tak mencoba membawanya, karena di hotel tak ada alat untuk memeriksa isi tas jemaah.
"Ketahuannya baru di Bandara, karena x-ray di Bandara Jeddah ini yang tingkat ketelitiannya paling tinggi, alat bahkan bisa membedakan mana air zamzam dan air putih biasa," ujar Eda.
Edayanti mengatakan, pemerintah Indonesia sebenarnya memaklumi betapa berharganya air zamzam untuk jemaah haji Indonesia.
Tradisi membawa air zamzam yang sudah didoakan, atau dibawa thawaf (berkeliling Kabah) misalnya, sudah menjadi hal lumrah dilakukan banyak jemaah Indonesia.
Pemerintah pun sudah berusaha melobi ke Kementerian Haji Arab Saudi, agar air zamzam untuk jemaah Indonesia menjadi 10 liter, dengan alasan jemaah asal Indonesia merupakan jemaah haji terbesar dalam musim haji.
"Tapi otoritas Arab Saudi tidak mengabulkan permintaan kami," kata Edayanti.(*)--