Selasa, 26 Agustus 2025

Haji 2023

Langkah KKHI Makkah Antisipasi Kondisi Jemaah Haji Risiko Tinggi

Ada sejumlah faktor yang biasanya menjadi penyebab kematian jemaah saat menjalani ibadah di Tanah Suci. Salah satunya penyakit penyerta.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/Rachmat Hidayat
Jemaah haji Indonesia mulai banjiri Kota Makkah. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Menginjakkan kaki di Tanah Suci merupakan suatu kerinduan tiap muslim di dunia, termasuk Indonesia.

Di Masjidil Haram yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi, tentunya pemandangan 'datang dan berpulang' merupakan hal yang biasa terlihat jelang pelaksanaan puncak ibadah Haji.

Termasuk pada momen penyelenggaraan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi.

Terkait adanya sejumlah jemaah Haji Indonesia yang meninggal dunia saat berada di tanah suci, khususnya Makkah, Kasie Kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Andi Ardjuna menjelaskan sejumlah faktor yang biasanya menjadi penyebab kematian jemaah saat menjalani ibadah di tanah suci.

Mulai dari penyakit penyerta (komorbid) yang diderita jemaah, hingga faktor kelelahan karena aktivitas fisik yang terlalu diforsir.

"Terkait dengan tingginya kematian, bukan hanya satu faktor tapi ada beberapa faktor. Satu ada faktor komorbid jemaah itu sendiri, kemudian yang kedua terkait aktivitas fisik yang dilakukan jemaah selain daripada komorbid tadi," jelas dr Andi Ardjuna di Makkah, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Apakah Sah Jamaah Haji Lansia Pakai Popok? Ini Jawaban KH Imam Khoiri

Oleh karena itu, kata dia, untuk mengantisipasi kematian pada jemaah, perlu dilakukan pemeriksaan ulang terkait kondisi jemaah yang berisiko tinggi (risti) atau mereka yang memiliki komorbid.

"Buat antisipasi satu terkait dengan pemeriksaan kembali terkait dengan jemaah yang masih risti," kata dr Andi Ardjuna.

Kemudian penting bagi jemaah Haji untuk mendapatkan edukasi terkait aktivitas yang mereka lakukan.

Hal itu agar mereka dapat menjaga ketahanan fisik dengan mengetahui kapan waktu beribadah dan kapan waktu untuk beristirahat.

"Upaya lain, memberikan informasi edukasi kepada jemaah terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan, baik terkait dengan edukasi pelaksanaan ibadahnya maupun tahap yang harus dilakukan," papar dr Andi Ardjuna.

dr Andi Ardjuna pun menjelaskan bahwa tim KKHI akan melakukan evaluasi terkait kondisi jemaah, terutama jemaah risti.

Tersedia poliklinik khusus jemaah risti, sehingga penanganannya pun dapat dilakukan secara khusus.

"Kita evaluasi kondisi jemaah tadi jadi yang sudah dilakukan di kloter, bagi jemaah yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, kita periksa di KKHI namanya kita Poli Risti. Salah satu tujuannya adalah screening terkait dengan jemaah dalam upaya memberi pelayanan terbaik. Ini merupakan langkah yang kita lakukan dalam rangka safari wukuf," tutur dr Andi Ardjuna.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan