Kisah Nenek Rusanah Naik Haji: Tidur Nyaman, Tidak Seperti di Kampung

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Nenek Rusanah binti Tengku Badai, jemaah haji asal Kampung Tungkop, Indra Jaya, Caleu, Aceh mengungkap pengalamannya berziarah ke tanah suci.

Sosok yang akarab Hajjah Rusanah ini kini berusia 80 tahun.

Sebelumnya, ia pernah menjalankan ibadah haji.

Tahun ini adalah keberangkatannya kali kedua untuk menunaikan ibadah haji.

Nenek Hajjah Rusanah bercerita bahwa dirinya kali pertama menunaikan ibadah haji pada 2002.

Dia menyebutnya dua tahun sebelum peristiwa Tsunami Aceh.

Baca juga: Kebahagiaan Jemaah Haji Asal Jambi: Alhamdulillah Sampai Tanah Suci Meski Dadakan

“Saat itu, langsung di atas lantai tidurnya. Sekarang di hotel kasih kasur satu orang satu. Kamarnya dibersihkan petugas kebersihan dari Banglades,” cerita Nenek Hajjah Rusanah

Dalam laman kemenag.go.id, ia berkisah bahwa ongkos naik hajinya yang pertama setara 330 gram emas.

Saat itu, dia menjual beberapa petak sawah.

Saat berangkat haji dulu, Nenek Hajjah Rusanah juga harus membawa beras.

Dia masukkan beras itu ke tas besar yang dibawanya.

Baca juga: Usai Berdialog dengan Jemaah, Timwas Haji DPR Masih Temukan Sejumlah Keluhan

Adapun kompor untuk memasak, dia mengaku beli setibanya di Tanah Suci.

“Tahun ini murah sekali ongkosnya. Karena saya dilayani sejak dari Sigli sampai Banda Aceh, sampai Madinah, sampai pulang lagi ke sini (Makkah),” ceritanya.

“(Bayar) 50 juta masih murah karena semua kebutuhan kami dapat, dikasih makanan, nasi dan buah-buahan juga. Tidur pun kami nyaman di sini, tidak seperti di kampung. Seprei pun diganti hampir setiap hari,” sambungnya.

“Ongkos Rp 50 juta belum apa-apa, masih lumayan lah. Selalu dikasih makanan. Kalau (ongkos) sekarang setara 66 gram emas semuanya, sudahlah memadai,” katanya lagi.