Senin, 8 September 2025

Ibadah Haji 2025

Kemenag Klaim Telah Tegur Maskapai Saudi Airlines yang Membuat Perjalanan Haji jadi 19 Jam

Kepada awak media, Hilman menyebut pihak penerbangan yang membawa jamaah haji embarkasi Jakarta-Bekasi tersebut memang memiliki kendala teknis.

Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
HAJI INDONESIA 2025 - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI Hilman Latief saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025). Hilman menyatakan, pihaknya telah tegur maskapai Saudi Airlines karena adanya kendala teknis saat bawa jamaah haji Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama RI (Kemenag) menyatakan, telah menegur pihak maskapai penerbangan Saudi Airlines seraya meminta konfirmasi soal perjalanan ibadah haji dari Indonesia ke Arab Saudi dengan rentang waktu 19 jam.

Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI Hilman Latief usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI.

Kepada awak media, Hilman menyebut pihak penerbangan yang membawa jamaah haji embarkasi Jakarta-Bekasi tersebut memang memiliki kendala teknis.

"Kemarin kita sudah minta keterangan resmi ya, kalau ada masalah teknis, mereka sudah memberikan laporan kepada kita, mereka mendarat dua kali (pertama) di India, kemudian di Dammam ya, kemudian lanjut lagi ke Madinah," kata Hilman kepada awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025).

Meski alami kendala teknis, namun dirinya memastikan kalau seluruh jamaah haji yang diangkut menggunakan pesawat yang dimaksud, tidak mengalami persoalan apapun.

Dirinya juga memastikan kalau rentang waktu tempuh yang terjadi saat itu, tidak terlalu lama dari penerbangan normal.

"Ya Alhamdulillah jamaahnya sampai dengan selamat dan juga durasi waktunya tidak terlalu jauh," kata dia.

Terkait dengan persoalan atau masalah yang timbul saat mengangkut jamaah haji, Hilman mengatakan, pemerintah Indonesia telah memiliki perjanjian dengan seluruh pihak maskapai termasuk Saudi Airlines.

Adapun setiap perjanjian itu kata dia, memiliki konsekuensi terhadap keterlambatan ketibaan pesawat di bandara tujuan.

Saat ini, Indonesia memiliki tiga maskapai penerbangan untuk mengangkut jamaah haji tahun 2025, yakni Garuda Indonesia, Lion Air dan Saudi Airlines.

Baca juga: Layanan Kesehatan Jamaah Haji: 90 Ton Obat dan 28 Dokter Spesialis Siaga di Kota Makkah

"Saudia, berarti ada masalah teknis, dan kita sudah punya perjanjian terkait dengan konsekuensi, bila ada terjadi kelambatan yang misalnya 2 jam konsekuensinya apa, 4 jam apa, kita sudah berkontrak sama mereka dan kita akan selesaikan," tandas dia.

Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina menyoroti soal polemik perjalanan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi yang memakan waktu tempuh selama 19 jam.

Pernyataan itu disampaikan Selly saat rapat kerja dengan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI (Kemenag) Hilman Latief.

Mulanya, Selly menyampaikan kalau ada kondisi di mana jamaah haji dengan penerbangan dari kelompok terbang 23 embarkasi Jakarta Bekasi dari Soekarno Hatta.

"Mereka mengalami keterlambatan terlambatnya bukan 1-2 jam tapi mereka sudah terbang, kemudian mereka ditransitkan di India karena ada technical machine, Kemudian setelah naik lagi mereka juga transit lagi, kedua kalinya," kata Selly dalam rapat di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025).

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan