Ibadah Haji 2025
Kejar Ibadah Umrah Sunnah hingga 23 Kali, Jemaah Kelelahan dan Diinfus Jelang Puncak Ibadah Haji
Jemaah haji diminta menghemat tenaga, tidak melakukan ibadah sunah berlebihan seperti umrah berkali-kali sebelum wukuf di Arafah sat puncak haji.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM,EMAKKAH - Jemaah haji diminta menghemat tenaga, tidak melakukan ibadah sunah berlebihan seperti umrah berkali-kali sebelum wukuf di Arafah sat puncak haji.
Umrah sunah masih banyak dilakukan jamaah demi memanfaatkan waktu menunggu puncak ibadah haji di Arafah.
Baca juga: Satu Lagi Calon Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Pesawat
Umrah sunah ini dilakukan baik untuk diri sendiri maupun ibadah umrahnya diniatkan untuk orang lain termasuk keluarga.
Namun jika tidak diukur dengan kesehatan jemaah dikhawatirkan bisa memengaruhi kondisi tubuh.
Mustasyar Dini (penasihat agama), Dr Indo Satalia mengingatkan hal ini kepada jemaah haji.
Baca juga: Arab Saudi Semprit Indonesia karena Banyak Jemaah Haji Ilegal Mencoba ke Makkah dengan Visa Ziarah
Ia bercerita, ada kejadian seorang jemaah berulangkali bahkan sampai lebih dari 20 kali melakukan ibadah sunah Umrah ke Masjidil Haram, namun mengabaikan kondisi tubuhnya.
Akibatnya, sang jemaah kelelahan dan harus diinfus demi memulihkan kondisinya jelang wukuf.
“Ada kejadian, jemaah haji ambil umrah sunnah hingga 23 kali saat tiba di Makkah. Namun saat puncak haji di Arafah, jamaah bersangkutan malah diinfus di rumah sakit karena kecapekan. Jangan sampai terjadi pada Anda,” kata Indo Satalia saat manasik bimbingan haji di Hotel Hotel Safwat Almifad, Misfalah, Makkah, Senin (19/5/2025).
Ia mengingatkan jika ibadah Haji adalah rukun Islam kelima dan mayoritas Umat Muslim hanya mendapat kesempatan sekali seumur hidup.
“Jadi manfaatkan momentum haji ini dengan baik. Salah satunya mempersiapkan fisik terutama untuk ibadah puncak di Arafah,” tambah Indo Santalia yang juga Rektor Universitas As’adiyah (Unisad) Sengkang, Wajo, Sulsel ini.
Pembimbing Ibadah (Bimbad) Sektor 9 Daker Makkah, Najamuddin Umar, meminta jamaah khususnya jamaah lanjut usia tidak meniru jamaah yang masih muda.
“Untuk jemaah lansia, jaga kesehatan. Jangan paksakan diri ke Masjidil Haram. Salat 5 waktu di musollah hotel juga pahalanya setara salat di Masjidil Haram. Intinya, fisik dijaga dan bersiap hadapi puncak haji di Arafah,” kata pegawai Kemenag Sulbar ini.
Sesuai dengan aturan baru Kemenag RI, jamaah haji reguler yang sudah menunaikan ibadah haji, nanti bisa mendaftar lagi sepuluh tahun kemudian.
“Jadi manfaatkan momentum haji ini untuk beribadah. Dan puncak ibadah haji adalah Arafah,” kata Rektor Universitas Asadiyah Sengkang Kabupaten Wajo ini.
Indo Santalia meminta jamaah haji yang mayoritas dari Sumenep Jawa Timur menjaga kesehatan fisik terutama setelah umrah wajib di Makkah. “Kalau sudah merasa kecapekan jangan dipaksakan ibadah di Masjidil Haram. Ingat Bapak-Ibu, kita sekarang di tahapan pra Armuzna, belum sampai puncak haji di Arafah,” ujarnya.
Sementara Dr Nur Chalida Badrus mengajak jamaah memperbanyak zikir dan tasbih memuji kebesaran Allah karena mendapat kesempatan memenuhi panggilan Allah ke Baitullah. Peserta manasik haji reguler khusus sektor ini dari jamaah haji Kloter 23 dan 24 Embarkasi Surabaya. Mayoritas jamaah berasal dari Kabupaten Sumenep
Tanggapan Jemaah
Salah seorang jamaah, Haryono, mengapresiasi kegiatan bimbingan ibadah ini. “Sangat bermanfaat, penceramahnya sangat memahami kebutuhan jamaah. Materinya juga pas,” kata Haryono.
Haryono berangkat ke Tanah Suci bersama sang istri Iis Sumarwati. Keduanya tergabung di Kloter 23 Embarkasi SUB (Surabaya). Pasangan suami-istri ini mendaftar haji sejakk 2012 lalu.
Jamaah lainnya, Aminah (46), juga asal Sumenep mengikuti manasik dari awal sampai akhir
Jemaah lainnya, Ahmad Alvin Nurilham, mengaku sangat terbantu dengan bimbingan tersebut.
Ia menyebut bimbingan mencakup praktik ibadah dan penjelasan fikih bagi jemaah uzur.
Menurut Alvin, aspek spiritual juga disampaikan secara menyentuh oleh para pembimbing.
Mustasyar Dini atau konsultan ibadah yang ditunjuk PPIH mengimbau jemaah banyak istirahat dan menjaga stamina jelang Armuzna.
Najamuddin mendampingi Dr Nur Chalida Badrus dan Dr Indo Santalia memberi siraman rohani. Dua dosen ini bersama Najamuddin Umar (bimbad Kemenag Sulbar) mengunjungi hotel 914 kawasan Misfalah Makkah, Senin (19/5/2025).
“Selain layanan dasar seperti konsumsi, transportasi dan akomodasi, pembimbingan spiritual juga sangat penting selama ibadah haji. Mengingat ini momentum langka, bisa saja ini kesempatan sekali seumur hidup,” kata Indo Santalia.
Suasana Masjidil Haram

Sebanyak 86.777 jemaah haji Indonesia sudah berada di Kota Makkah, Arab Saudi, hingga Selasa (20/5/2025).
Jemaah haji ini berasal dari kedatangan Madinah 67.942 jamaah gelombang pertama. Dan 18.835 jamaah haji gelombang 2 dari Jeddah.
Jemaah yang baru tiba di Makkah, langsung ibadah umrah wajib di Masjidil Haram.
Mayoritas jemaah haji Indonesia mengambil skema Haji Tamattu.
Di mana jamaah mengambil umrah lebih dulu kemudian menunggu puncak ibadah haji. Haji Tamattu ini mensyaratkan pembayaran dam satu ekor kambing.
Jamaah haji menunggu puncak ibadah haji di Arafah 9 Dzulhijjah dengan ibadah salat lima waktu di Masjidil Haram.
Pemerintah RI melalui PPIH Arab Saudi menyiapkan fasilitas bus solawat yang antar-jemput jamaah dari hotel di Makkah ke Masjidil Haram.
Tips Jaga Kesehatan Jelang Wukuf
Jemaah haji dianjurkan untuk mempersiapkan kondisi fisik sebaik mungkin agar dapat menjalankan rangkaian ibadah, baik sebelum maupun sesudah puncaknya yang berlangsung di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Agar ibadah haji berjalan dengan sempurna, berikut adalah 13 tips yang bisa diikuti saat berada di Arafah, dikutip dari laman Badan Pengelola Keuangan Haji:
1. Perbanyak dzikir dengan membaca talbiyah, kalimat tauhid, atau ayat-ayat Al-Qur'an.
2. Sisipkan doa dalam dzikir.
Arafah dipercaya sebagai tempat mustajab untuk berdoa, sehingga jemaah dianjurkan untuk bermunajat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
3. Tanamkan keyakinan bahwa doa di Arafah akan dikabulkan dan dosa akan diampuni.
Doa yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan merupakan tanda adanya pertolongan dan rahmat Allah.
4. Jalani wukuf dengan khidmat serta manfaatkan waktu tersebut sebaik mungkin.
Baca juga: Satu Lagi Calon Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Pesawat
5. Jaga kesehatan dengan memperbanyak minum air putih, makan cukup, dan istirahat yang memadai.
6. Pastikan tetap melaksanakan shalat lima waktu.
7. Bagi jemaah yang sedang sakit, tetaplah bersabar, berobat, dan perbanyak dzikir serta doa untuk kesembuhan.
8. Batasi aktivitas di luar tenda selama berada di Armuzna.
9. Konsumsi oralit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh selama di Armuzna.
10. Saling peduli dan menjaga antar sesama jemaah sekamar atau seregu.
11. Gunakan pisau cukur milik sendiri untuk menghindari risiko penularan infeksi.
12. Saat melempar jumrah, lakukan di lokasi yang telah direkomendasikan oleh petugas haji.
Di tempat ini juga tersedia tenaga medis yang siap membantu jika Anda merasa kurang sehat.
Jangan memaksakan diri jika kondisi tubuh sedang tidak prima.
13. Gunakan waktu untuk merenung dan bertafakur atas kebesaran Allah SWT, menyadari keterbatasan diri, serta berserah diri sepenuhnya sambil memohon pertolongan-Nya.
(Media Centre Haji/Mansur Amirullah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.