Selasa, 23 September 2025

Ibadah Haji 2025

Update 3 Jemaah Haji Hilang: Kemenag Intensifkan Pencarian Koordinasi dengan Arab Saudi

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya masih terus mencari tiga jemaah haji Indonesia yang hilang di Arab Saudi.

|
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Kemenag
JEMAAH HILANG - Menteri Agama Nasaruddin usai Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 di Hotel Atria, Tangerang, Senin (28/7/2025). Nasaruddin mengatakan pihaknya masih terus mencari tiga jemaah haji Indonesia yang hilang di Arab Saudi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya masih terus mencari tiga jemaah haji Indonesia yang hilang di Arab Saudi.

Nasaruddin mengatakan para jemaah tersebut mengalami kondisi demensia berat.

Baca juga: DPR Setujui Revisi UU Haji, HNW Usulkan Pembentukan Kementerian Haji dan Umrah

"Mereka ini mengalami demensia. Ditanya siapa namanya, mereka tidak tahu. Nama keluarganya pun tidak tahu. Bahkan nama istrinya sendiri pun mereka tidak ingat," kata Nasaruddin usai Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 di Hotel Atria, Tangerang, Senin (28/7/2025).

Tiga jemaah yang hilang adalah:

  1. Nurimah (80), jemaah kelompok terbang 19 Embarkasi Palembang (PLM 19). 
  2. Sukardi (67), jemaah kelompok terbang 79 Embarkasi Surabaya (SUB 79). 
  3. Hasbullah (73), jemaah kelompok terbang 7 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 07). 

Menurut Nasaruddin, kondisi para jemaah yang hilang ini membuat mereka seperti kehilangan seluruh memori. 

Meski secara fisik masih bisa berjalan, namun mereka tidak mampu mengenali diri sendiri maupun orang lain.

"Tingkat kesulitannya sangat berat. Tapi kita tetap berupaya mencari," ujarnya.

Pemerintah Indonesia, kata Nasaruddin, juga telah mengupayakan identifikasi melalui jenazah yang masih terbaring di beberapa rumah sakit dan rumah jenazah di Arab Saudi

Dia mengatakan pihaknya coba mengidentifikasi dengan pencocokan DNA dari keluarga jemaah.

"Kita tetap akan cari. Termasuk di rumah jenazah di Jeddah, Madinah, atau Mekkah. Kita coba cocokkan DNA keluarga, siapa tahu salah satu dari mereka ada di sana," katanya. 

Selain yang hilang, Kemenag juga masih memantau sejumlah jemaah yang hingga kini dirawat di rumah sakit Arab Saudi, termasuk satu jemaah haji tahun 2024 yang masih hidup dengan bantuan alat medis di Madinah.

"Saudi Arabia sangat care terhadap hal ini. Mereka menganut falsafah kedokteran euthanasia pasif. Selama masih ada denyut jantung, walau dibantu alat, tetap tidak boleh diapa-apakan. Dia tetap dirawat dan asuransinya jalan terus," jelas Narasuddin.

Bagi pemerintah Indonesia, perawatan jemaah di luar negeri seperti ini bukanlah beban. 

"Nyawa setiap orang itu tidak bisa diukur dengan uang," pungkasnya.

Hingga saat ini, tim Kemenag terus berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi dan melakukan pelacakan intensif terhadap ketiga jemaah yang hilang.

Tes DNA

Sebelumnya pemerintah Arab Saudi meminta Indonesia untuk melakukan tes DNA terhadap keluarga dari 3 jemaah haji yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti terkait nasib dan keberadaan 3 jemaah tersebut.

Sebab ada beberapa jenazah di rumah sakit di Arab Saudi yang belum dimakamkan.

"Ada solusi yang ditawarkan oleh pemerintah Saudi Arabia karena masih ada sejumlah mayat di rumah sakit yang belum dikuburkan. Kita diminta untuk mengambil DNA anggota keluarga jemaah tersebut," kata Menteri Agama RI Nasaruddin Umar saat Penutupan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H/2025 M di Gedung Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025) sore.

"Siapa tahu di antara mereka itu ada di sana atau siapa tahu nanti belakangan ditemukan," tambah Menag.

 Menag mengatakan saat ini polisi Saudi bersama petugas Indonesia yang masih ada Saudi terus melakukan upaya pencarian terhadap 3 jemaah tersebut.

"Tugasnya kita minta supaya cari sampai dapat, baik dalam keadaan masih hidup alhamdulillah maupun dalam keadaan sudah wafat," kata Nasaruddin.

Kronologis Jemaah Hilang

Diketahui Nurimah, jemaah kloter PLM 19 dilaporkan pergi dari hotel 614 dan tak kembali lagi sejak 28 Mei atau dua hari setelah tiba di Makkah.

Sementara itu Sukardi, jemaah kloter SUB 79 dilaporkan pergi dari hotel 813 dan tak kembali lagi sejak 29 Mei atau dua hari setelah tiba di Makkah.

Jemaah ketiga yang hilang, Hasbullah, Kloter BDJ 07 dilaporkan hilang setelah keluar dari hotelnya, pada Selasa (17/6/2025).

Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi, Harun Arrasyid menceritakan awal mula Hasbullah dilaporkan hilang.

Menurut Harun, sama seperti dua jemaah lainnya, Hasbullah memiliki riwayat demensia.

Hasbullah dilaporkan hilang, Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 03.00 dini hari Waktu Arab Saudi (WAS).

Harun mengatakan, menurut cerita putri dari Hasbullah, ayahnya itu pernah beberapa kali terlepas dari keluarga, tapi masih ada yang mengantarkan ke kamarnya.

Namun saat kejadian Selasa dini hari itu Hasbullah keluar kamar hotel sendirian tanpa pengawasan keluarganya.

"Di lobi hotel itu tidak ada orang lagi, kemudian bapak itu keluar. Nah selesai keluar hotel itu tidak masuk ke kamar lagi, ini berita yang masuk ke kami," kata Harun kepada Media Center Haji, Minggu (22/6/2025).

Sementara itu berdasarkan data Siskohat, Sukardi dan Nurimah masuk gelombang II kedatangan dan tiba di hari yang sama pada 25 Mei 2025 lalu.

"Ini ada jemaah yang terlepas dari kloternya sejak kedatangan dua hari dan tiga hari di Tanah Suci. Terlepas dari rombongannya sebelum Armuzna," kata Kabid Pelindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi, Harun Arrasyid kepada Media Center Haji (MCH) Daker Bandara, Senin (16/6/2025) di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia, Jeddah, Arab Saudi.

Informasi yang beredar melalui grup perpesanan, jemaah Nurimah dilaporkan terlepas dari rombongan saat mengunjungi Masjidil Haram di Makkah.

Sementara Sukardi terakhir kali terlihat berada di Hotel Tala'ea Al-Khair Makkah pada saat hilang tanggal 29 Mei 2025.

"Ada pendampingnya karena Ibu Nurimah informasinya usia 80 tahun dan Bapak Sukardi usianya 77 tahun," kata Harun.

Harun menyebut baik Nurimah maupun Sukardi datang bersama rombongan KBIHU.

Sejak dilaporkan ada dua jemaah yang hilang, Tim Linjam telah melakukan pencarian melalui 2 tim.

Selain melakukan pencarian di sekitar Wilayah Makkah dan Jeddah, tim juga melakukan pencarian hingga ke kantor-kantor polisi.

Tim juga berkoordinasi dengan pihak KJRI Jeddah.

"KJRI juga bersama tim kami melakukan pencarian dan berkoordinasi dengan konsul haji di Jeddah dan rekan-rekan kesehatan yang ada di KKHI," kata Harun.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan