Moammar Khadafi Tewas
PKS: Tewasnya Khadafi Lonceng Kematian Rezim Otoriter
Tewasnya Khadafi, bisa menjadi peringatan bagi rezim-rezim otoriter lainnya selama tidak berkehendak mengubah orrientasi dan pendekatan kekuasaannya
Penulis:
Rachmat Hidayat
Editor:
Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian penguasa Libya, Moammar Khadafi bisa monumen abad 21 rezim-rezim otoriter di dunia. Tewasnya Khadafi, bisa menjadi peringatan bagi rezim-rezim otoriter lainnya selama tidak berkehendak mengubah orrientasi dan pendekatan kekuasaannya.
"Kepemimpinan dan kekuasaan hakikatnya adalah untuk memakmurkan kehidupan dan menegakkan keadilan di dalamnya. Itulah kegagalan dari hampir semua rezim-rezim otoriter. Dunia Islam khususnya di kawasan teluk dan afrika utara sedang belajar banyak dalam gelombang perubahan," kata politisi PKS, Mahfudz Siddiq, Jumat (21/10/2011).
Dikatakan, spirit yang sama pada diri gerakan-gerakan perubahan yang mewakili nurani rakyat harus mampu mengkonsolidasi cita dan geraknya agar tidak terjebak dalam permainan kekuasaan pihak-pihak luar yang berhajat terhadap instabilitas.
"Dialog dan rekonsiliasi harus dibangun. Kerjasama kawasan menjadi pilar bangkitnya negara-negara tersebut sebagai kekuatan baru yang berpengaruh di dunia," Mahfudz Siddiq yang tak lain Wasekjen DPP PKS ini menegaskan.
Moammar Khadafi sudah tertangkap dan kemungkinan tewas saat tanah kelahirannya, Sirte, jatuh ke tangan para pemberontak, Kamis (20/10//2011).
Menteri Informasi Libya Mahmoud Shammam mengatakan ia mendapatkan konfirmasi bahwa Khadafi meninggal dari dua pejuang yang melihat mayatnya. Ia juga menambahkan dirinya berharap sang perdana menteri segera mengumumkan kematiannya sembari mengatakan sejumlah laporan masuk dan memastikan 100 persen jika kabar itu benar.