Menlu AS: Assad tidak akan bertahan lama
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, rezim Bashar al-Assad tidak akan bertahan lama setelah sejumlah pejabat seniornya membelot dan makin kuatnya tekanan dari kelompok pemberontak.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, rezim Bashar al-Assad tidak akan mampu mempertahankan kekuasaannya setelah sejumlah pejabat seniornya membelot dan makin kuatnya tekanan kelompok pemberontak yang dilaporkan makin mendekati Damaskus.
Dalam wawancara khusus dengan BBC, Clinton kembali menekankan agar Bashar al-Assad turun dari kursi Presiden, karena "rezim ini tidak akan mampu bertahan".
Hal ini ditegaskan Hillary setelah Menlu Rusia Sergei Lavrov menyatakan "tidaklah tepat" untuk menekan Presiden Bashar al-Assad mundur dari jabatannya, sementara kelompok oposisi tidak ditekan sama-sekali.
Lavrov juga tidak yakin tekanan negara-negara Barat itu akan membuat Bashar akan tunduk.
"Dia tidak akan turun. Dan ini bukan karena kami melindungi dia, tetapi karena sejumlah penduduk Suriah mendukungnya," kata Lavrov.
Dalam bagian lain wawancaranya, Hillary mengulangi kembali sikap AS yang mendukung resolusi PBB agar penyelesaian krisis Suriah melibatkan dunia internasional.
Clinton juga mengatakan bahwa dia telah melakukan pembicaraan dengan utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan pada Minggu (15/07) sebelum dia menuju ke Moskow.
Menurutnya, dia telah bersepakat dengan Annan bahwa harus ada resolusi baru untuk menyelesaikan krisis Suriah dengan segala "konsekeunsinya".
Misi pengawas PBB
Mandat misi pengamat PBB di Suriah, seperti diketahui, akan berakhir pada hari Jumat dan harus ada resolusi baru untuk memperbaruinya.
Pernyataan Clinton inilah yang dianggap Lavrov sebagai sikap Barat yang "mengancam untuk mengakhiri misi pengawaasan PBB apabila Rusia menolak rancangan resolusi perdamaian tentang Suriah"
Sejauh ini Moskow menyiapkan rancangan resolusi mereka sendiri yang berisi seruan agar mandat misi pengawas itu diperpanjang. Namun rancangan itu tidak berisi ancaman sanksi terhadap Suriah, seperti dituntut AS dan negara-negara Barat lainnya.
Rusia memiliki hubungan dekat dengan Suriah dan telah memveto seruan campur tangan asing.
Lebih lanjut Hillary mengatakan, jika Cina dan Rusia memberi tekanan kepada Presiden Bashar al-Assad, itu akan memiliki dampak langsung terhadap penyelesaian krisis Suriah.