Kuasa Hukum Rodrigo Duterte Minta Keringanan ICC, Kondisi Kognitifnya Disebut Sudah Menurun Drastis
Tim pembelaan berargumen bahwa Duterte tidak layak diadili akibat gangguan kognitif yang dialaminya.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Pengacara mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dilaporkan mengajukan keringanan terkait persidangan yang harus dijalani kliennya di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.
Dikutip dari Anadolu, permohonan keringanan tersebut diajukan lantaran Duterte tengah mengalami "defisiensi kognitif yang signifikan" ungkap kuasa hukum yang dipublikasikan pengadilan pada hari Kamis waktu setempat (11/9/2025).
Duterte, yang menghadapi kasus kejahatan terhadap kemanusiaan, disebutkan mengalami defisiensi kognitif yang signifikan yang memengaruhi daya ingat.
Di surat tersebut, kuasa hukum Duterte menyebut defisiensi kognitif ini juga berpengaruh pada fungsi kegiatan harian Duterte seperti kemampuan visuo konstruktif, serta orientasi terhadap tempat dan waktu, sekaligus membatasi kapasitasnya dalam penalaran kompleks.
Tim pembelaan berargumen bahwa Duterte tidak layak diadili akibat gangguan kognitif yang dialaminya.
"Kondisi Duterte tidak akan membaik, oleh karena itu, semua proses hukum terkait Pra-Persidangan dalam kasusnya harus ditunda tanpa batas waktu," demikian pernyataan pihak kuasa hukum tersebut.
Sebelumnya pada 8 September 2025 lalu, Kamar Pra-Persidangan Mahkamah ICC, melalui Hakim María del Socorro Flores Liera juga telah memutuskan untuk menunda dimulainya sidang konfirmasi dalam kasus Jaksa Penuntut melawan Rodrigo Roa Duterte.
Dikutip dari laman resmi ICC, sidang tersebut sejatinya dijadwalkan dimulai pada 23 September 2025.
Menyusul permohonan dari Tim Pembelaan Tuan Duterte untuk penundaan proses tanpa batas waktu dengan dalih bahwa Tuan Duterte tidak layak diadili, mayoritas Kamar Pra-Persidangan I berpendapat bahwa penundaan terbatas atas sidang konfirmasi tuduhan diperlukan guna memberikan waktu cukup untuk memutuskan permohonan dan hal-hal terkait.
Sebelumnya, Hakim María del Socorro Flores Liera sempat mengeluarkan pendapat berbeda (dissenting opinion) yang menyatakan bahwa permohonan dari Tim Pembelaan Duterte seharusnya ditolak dan proses pra-persidangan dilanjutkan, termasuk sidang konfirmasi tuduhan.
Tujuan sidang konfirmasi tuduhan adalah menentukan apakah terdapat bukti yang cukup untuk membangun dasar yang kuat bahwa terdakwa melakukan masing-masing kejahatan yang didakwakan.
Baca juga: Digaji Lebih Rendah, Institut HAM Belanda Akui Ada Diskriminasi Terhadap Pelaut RI dan Filipina
Jika satu atau lebih tuduhan dikonfirmasi, kasus tersebut akan dialihkan ke Kamar Pengadilan, yang akan melanjutkan tahap berikutnya dari proses hukum, yaitu persidangan.
Latar Belakang Persidangan Duterte
Seperti yang diketahui sebelumnya, Duterte, 80 tahun, ditangkap pada 11 Maret lalu di Manila berdasarkan surat perintah penangkapan ICC.
Duterte kemudian diterbangkan ke Den Haag pada hari yang sama.
Ia dituduh bertanggung jawab atas ribuan kematian selama 'perang narkoba' yang dilakukannya antara tahun 2016 dan 2022.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.