Orang Tua Tunggal di Australia Keluhkan Dampak Pemotongan Tunjangan
Orang tua tunggal yang sejak tahun lalu tidak lagi mendapat tunjangan dana bagi orangtua tunggal mengaku anak-anak mereka menderita…
Orang tua tunggal yang sejak tahun lalu tidak lagi mendapat tunjangan dana bagi orangtua tunggal mengaku anak-anak mereka menderita tekanan sosial dan emosional serta gizi buruk. Pemerintah didesak untuk merevisi besaran tunjangan bagi meeka
Sejak Januari 2013 lalu, pemerintah Partai Buruh yang ketika itu masih berkuasa memindahkan sekitar 100 ribu orang tua dari daftar penerima tunjangan dana orang tua tunggal. Sebaliknya mereka dimasukan dalam daftar penerima tunjangan dana bagi orang yang mencari pekerjaan saja.
Organisasi yang mengadvokasi para orang tua tunggal tersebut – The Parenthood - mengatakan para orang tua tunggal itu sekarang harus berjuang keras untuk membesarkan anak mereka, dimana setiap pekannya mereka mengeluh kekurangan uang antara AUD$60 – AUD$160 atau sekitar Rp.600 ribu sampai Rp.2 juta.
Survey terhadap 550 orang tua tunggal ini juga menemukan kalau sebagian dari mereka yang diwawancarai mengaku tidak mampu membeli makanan segar, sementara sepertiganya mengaku kesulitan untuk berobat.
Selain itu hampir semua yang ikut ambil bagian dalam survey ini atau sekitr 88% mengaku mereka kesulitan berbelanja beragam kebutuhan pokok setiap pekannya dan setengahnya tidak mampu membayar ongkos bepergian keluarga mereka.
Lebih dari setengah dari responden juga mengaku sulit membayar sewa rumah sejak mereka tidak lagi menerima tunjangan dana bagi orang tua tunggal.
"Data ini menunjukan kalau dampak dari berkurangnya jumlah tunjangan bagi orang tua tunggal sebesar $100 setiap pekannya itu memberikan dampak yang sangat buruk bagi anak-anak mereka,” kata Fioba Sugden, Direktur Eksekutif The Parenthood.
Sugden mengatakan mengingat saat ini pemerintah tengah melakukan evaluasi di sektor tunjangan sosial dan tengah menyusun anggaran, organisasinya mendesak agar Menteri Layanan Sosial, Kevin Andrews, bisa melakukan perubahan.
Sugden mendesak Andrews meningkatkan dukungan pendanaan bagi orang tua tunggal dan segera menaikan kemampuan pendapatan mereka.
"Kami tentu saja bersedia memberikan data-data ini kepadanya maupun ke kantor Kementerian Keuangan sehingga mereka bisa menyaksikan sendiri seperti apa kesulitan yang dihadapi para orang tua tunggal setelah tunjangan mereka dikurangi,” kata Sugden.
"Kebijakan itu tidak menghukum para orang tua, tapi menghukum anak-anak mereka,: tegasnya lagi.
Orang tua tunggal, Bianca Maciel Pizzorno, yang ikut berkampanye atas nama organisasi The Parenthood mengatakan dia kekurangan uang sekitar AUD$160 setiap minggunya sejak hanya mendapatkan tunjangan dana bagi mereka yang mencari pekerjaan dan sejak saat itu kesulitan untuk membeli makanan dan membayar ongkos sewa rumah.
Sebagai orang tua dari anak kembar berusia 9 tahun, dia terpaksa berhenti dari sekolah hukumnya untuk bekerja penuh waktu guna bisa memenuhi kebutuhan keuangan keluarganya sejak perubahan ketentuan tunjangan itu diberlakukan.
Terinspirasi dengan pengalamanya ia mulai mengkampanyekan agar pemerintah menaikan tunjangan untuk mereka sebesar AUD$50 setiap minggunya dalam tunjangan Newstart.
Dia juga ingin para orang tua tunggal diijinkan untuk bisa menabung sebagian dari pendapatan mereka tanpa harus kehilangan manfaatnya.
"Saya ingin Australia menjadi tempat yang nyaman bagi orang tua pekerja,” katanya bertekad. “ Sistem yang ada saat ini tidak mendukung orang tua di lingkungan kerja.” Katanya.