Konflik Palestina Vs Israel
Presiden Israel Isaac Herzog Respons Langkah Qatar Gelar KTT Darurat dengan Sejumlah Negara Arab
residen Israel, Isaac Herzog mewanti-wanti agar langkah pemimpin Israel kedepannya harus memiliki perhitungan yang lebih matang.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Israel Isaac Herzog, turut menanggapi KTT darurat yang digelar Qatar dengan mengumpulkan anggota Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam
Seperti yang diketahui sebelumnya, sejumlah mitra negara Qatar di kawasan timur tengah berkumpul bersama di Doha untuk menyerukan langkah-langkah terhadap serangan Israel di wilayahnya pada 9 September 2025.
Menanggapi kabar tersebut, Presiden Israel, Isaac Herzog mewanti-wanti agar langkah pemimpin Israel kedepannya harus memiliki perhitungan yang lebih matang.
Herzog secara tidak langsung mengkritisi serangan yang dikerahkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada pekan lalu sebagai tindakan yang memiliki resiko tinggi terhadap hubungan Israel dengan negara-negara Timur Tengah lainnya
Dikutip dari Times of Israel, Herzog pun meminta agar kedepannya segala serangan yang akan dilakukan tidak mengabaikan hubungan yang telah dibangun Israel dengan sekutu regionalnya di kawasan Arab.
Hal ini diutarakan Herzog dalam upacara peringatan nasional untuk mantan presiden dan perdana menteri Israel yang telah meninggal dunia yang digelar Minggu (14/9/2025).
"Meskipun terkadang perbedaan yang sangat mendalam, bahkan posisi yang saya sangat bertolakbelakang dengan Israel, kita harus ingat bahwa kita memiliki hubungan yang luas dan signifikan, termasuk ikatan ekonomi penting terhadap negara tersebut" ungkap Herzog.
"Mereka merupakan bagian dari dunia yang berorientasi Barat yang ingin kita pertahankan, dan di negara-negara tersebut juga terdapat banyak masyarakat yang mendukung Israel," lanjut Herzog.
Karena hal inilah, Herzog menilai agar tindakan selanjutnya yang akan diambil pemerintah Israel harus dilakukan dengan matang dan tidak gegabah.
"Oleh karena itu, kita harus bertindak secara diplomatik dan melalui diplomasi publik dengan tujuan dan tekad yang kuat, tidak mengabaikan bidang apa pun, berbicara dengan semua pihak, serta bersikap proaktif. Kita tidak boleh meninggalkan hubungan ini. Kita tidak boleh membakar jembatan yang telah ada." sambungnya.
Herzog juga mewanti-wanti kemungkinan Israel mendapat sanksi embargo dari negara-negara kawasan timur tengah akibat serangannya kepada Qatar.
Baca juga: Pertama Kali, Israel Akui Kekurangan Perwira dan Prajurit Tempur: Korban IDF Tembus 20 Ribu Prajurit
"Israel tidak boleh menerima isolasi yang ingin dikenakan musuh-musuh kita kepada kita," pungkasnya.
Meski Herzog tak merinci negara arab mana yang dimaksud dalam pidatonya, Reuters meyakini ucapan tersebut merujuk pada hubungan antara Israel denga Uni Emirat Arab (UEA).
UEA sendiri diketahui telah menjadi alah satu sekutu terdekat Israel di jazirah Arab setelah kedua negara tersebut menormalkan hubungan pada 2020 lalu.
Pernyataan Herzog ini juga secara tidak langsung menjadi respons terkait langkah UEA yang memanggil wakil duta besar Israel mereka pada Jumat (12/9/2025) untuk mengklarifikasi serangan di Qatar dan pernyataan Netanyahu yang dianggap sebagai sikap permusuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.