Minggu, 21 September 2025

Calon Presiden 2014

Vikram Nehru: Demokrasi Indonesia Hadapi Ujian Berat

Mantan Kepala Ekonomis Bank Dunia, Vikram Nehru, menekankan bahwa pemilu presiden 9 Juli lalu merupakan peristiwa yang luar biasa.

Editor: Hasanudin Aco
Warta Kota/henry lopulalan
Debat pamungkas capres dan cawapres antara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (kiri) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (kanan) yang di pandu moderator Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Sudharto P Hadi (tengah) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (5/7). Debat kali ini akan mengangkat tema Pangan, Energi, dan Lingkungan sebagai debat pemungkas. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Menurutnya lagi, Mahfud akan menerapkan keahliannya pada Mahkamah Konstitusi melemah setelah penggantinya, Akil Mochtar, yang pada bulan Juni lalu dijatuhkan hukuman seumur hidup karena korupsi.

Lembaga terkepung sekarang harus   menahan tekanan politik yang intens dan pengawasan saat mengadili tantangan terhadap proses pemilu.

Perannya akan sangat penting. Keputusan MK adalah final dan tidak tunduk pada banding.

"Jadi limbo pemilu di Indonesia akan berlangsung tidak hanya sampai dengan 22 Juli, karena beberapa hal. Jadi bisa berlanjut hingga 24 Agustus, tanggal di mana Mahkamah Konstitusi harus membuat putusan akhir. "

Setelah keputusan Mahkamah Konstitusi akan sama pentingnya. Tidak hanya kedua kandidat harus menerima keputusan tersebut, sehingga harus pengikut mereka.

Meskipun permintaan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke luar untuk menahan diri oleh kedua belah pihak, suhu cenderung meningkat sebagai proses lebih lanjut ke depan. Negara ini terbagi.

Passions berjalan tinggi, tekannya. "Pelaksanaan penghitungan dua kandidat selama enam minggu ke depan akan menjadi faktor penting. Terbuka - atau rahasia - sinyal untuk melemahkan proses tabulasi akan bertemu dengan perlawanan sengit. Banyak yang dipertaruhkan.

Kedua kandidat telah menawarkan pandangan yang sangat berbeda untuk masa depan Indonesia. Nasib politik dan keuangan individu yang kuat dari tiap kelompok akan dibuat dan hilang pada hasil pemilu. Tidak ada pihak yang akan menyerah dengan mudah."

Ketegangan yang luar biasa tersebut, menurutnya,  akan menguji tidak hanya lembaga-lembaga demokrasi di Indonesia tetapi juga mandat demokratis pemimpin dan pengikut mereka.

Perlu diingat bahwa demokrasi di Indonesia terhitung masih muda, hampir 15 tahun.  Lembaga-lembaga yang mendukung demokrasi telah jatuh tempo, tetapi kompetensi dan independensi mereka tetap diragukan dan belum pernah diuji dalam cara mereka yang sedang diuji sekarang.

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, menurutnya lagi, yang batas jangka waktru kekuasaannya   berakhir pada bulan Oktober, memiliki peranan sangat  penting dalam memastikan bahwa proses pemilu untuk memilih penggantinya tidak hanya harus adil tapi dilihat untuk bersikap adil.

Meskipun reputasi untuk keraguan, ia telah berhasil memunculkan Indonesia sebagai negara demokrasi yang hidup, ekonomi yang kuat dan anggota dihormati dari Kelompok 20 (G20).

SBY dianggapnya, tidak ingin melihat warisan ternoda oleh salah langkah dalam transisi ke pemimpin berikutnya di Indonesia. Untuk menjaga warisan itu, SBY harus melakukan segala daya untuk memberikan Komisi Pemilihan negara dan Mahkamah Konstitusi, ruang yang cukup, tulang punggung dan kemandirian untuk melakukan pekerjaan yang kredibel.

Indonesia sedang memasuki satu lagi waktu yang singkat tapi penting yang akan menata demokrasi dan menandakan arah yang ingin diambil sebagai bangsa.

Pernah mengalami masa lalu yang lebih buruk dan muncul lebih baik untuk itu. Demi rakyatnya, kawasan dan dunia, mari kita berharap dapat melakukannya lebih baik lagi, harapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan