Ini yang Bikin Amat Sulit Desak Dewan Keamanan PBB 'Menjewer' Israel yang Keji pada Palestina
Mengapa begitu sulit Dewan Keamanan bertindak sesuai konsensus global, mendesak penghentian aksi ilegal Israel?
Editor:
Agung Budi Santoso
”Sampai Selasa (hari pemungutan suara) pun, mereka masih berjanji mendukung penghentian pendudukan (Israel).” Lagi pula, Nigeria mengakui Negara Palestina sejak tahun 1988.
Target Palestina dan negara Arab meraih dukungan 9 negara adalah kemenangan simbolik. Andai itu tercapai, mereka bakal menempatkan AS dalam posisi kurang nyaman, yakni harus menggunakan hak veto saat Washington masih butuh dukungan negara-negara Arab untuk memerangi milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
Hal itu dibaca Washington. Siang hari jelang voting, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menelepon Presiden Nigeria Goodluck Jonathan. Dari Jerusalem, PM Israel Benjamin Netanyahu juga menelepon Jonathan. Isi pesan Kerry dan Netanyahu sama, yakni Nigeria jangan mendukung resolusi Palestina.
Analis kebijakan luar negeri Nigeria, dikutip media setempat, This Day Live, menyebutkan, tunduknya Jonathan kepada keinginan Netanyahu terkait bantuan militer Israel kepada Nigeria dalam memerangi milisi Boko Haram, berupa pasokan senjata, pesawat nirawak, penasihat, dan pelatihan militer.
Nigeria bekerja sama dengan Israel di bidang pertanian, konstruksi, komunikasi, intelijen, dan lain-lain. Lebih dari 50 perusahaan teknik sipil, energi, komunikasi, dan industri keamanan Israel beroperasi di Nigeria.
”Nuklir” PalestinaPresiden Palestina Mahmoud Abbas pun mengeluarkan jurus berikutnya, yaitu bergabung dengan 16 organisasi internasional, termasuk Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Komentator Israel menyebut jurus itu ”opsi nuklir”, merujuk dampak yang ditimbulkannya.
PBB mengonfirmasi, Palestina diterima sebagai anggota ICC per 1 April 2015. Dengan status itu, Palestina bisa meminta ICC menyelidiki dugaan kejahatan perang, yang bisa menyeret pejabat Israel.
Investigasi ICC juga bisa berimplikasi diadilinya aktivis militan Palestina, seperti Hamas. Yang jelas, peristiwa terbaru ini membuka babak baru konflik Palestina-Israel. Seberapa efektif jurus baru Abbas dalam mewujudkan berdirinya Negara Palestina menarik dicermati.
”Mereka menyerang kami dan tanah kami setiap hari, kepada siapa lagi kami mengadu? Dewan Keamanan (PBB) telah membuat kami tersungkur, ke mana lagi kami harus melangkah?” kata Abbas di hadapan pimpinan Palestina, sebelum mengumumkan bergabung dengan ICC. (MH SAMSUL HADI)