Ada Mobil dan Kereta Api di Kamar Hotel Esek-esek Jepang

Hal itu akan terekam semua dalam sistem hotel dan setelah bayar, mendapat kunci, masuk kamar, akan berlangsung selama jam yang kita pilih. Kalau hanya dua jam, maka setelah dua jam otomatis listrik kamar akan mati. Pintu kamar tetap bisa dibuka kapan pun dari dalam kamar. Apabila tamu tetap berada di kamar, maka biasanya akan ditelepon ke kamar. Tapi kalau tamu sudah ke luar, kunci dikembalikan ke kotak pintu ke luar atau front desk sederhana hotel, maka ketahuan tamu sudah ke luar dan selesai menggunakan kamar.

Menjadi tanda tanya bagi kita adalah, apakah di dalam kamar ada kamera pengintip yang dipasang oleh pemilik hotel seks?

Secara resmi tidak akan ada kamera pengintip tersebut karena pasti hotel akan bangkrut tak akan ada yang mau ke hotel itu lagi.

Namun apakah benar tidak ada kamera pengintip? Ini yang perlu harus hati-hati karena kamera pengintip dengan kemajuan teknologi saat ini bentuknya bisa hanya kecil sekali. Karena kecil, bisa diselipkan di berbagai sudut dan dapat merekam kegiatan kita di dalam kamar.

Oleh karena itu berhati-hatilah selalu kalau kita ke hotel seks, periksa dengan teliti semua sudut kamar. Apabila ada yang mencurigakan, siapa tahu kamera, tutup saja atau plester saja dengan sesuatu agar tak bisa melihat kita.

Menjadi pertanyaan pula, kalau hotel biasa kita harus menuliskan identitas kita dan bahkan tandatangan. Bagi hotel seks di Jepang biasanya sudah tak ada lagi hal tersebut. Tinggal kita sebutkan mau kamar jenis apa, atau nomor berapa, bayar, lalu dapat kunci kamar.

Itulah sebabnya tidak sedikit hotel seks menggunakan mesin vending. Tanpa bertemu manusia, atau pelayan atau staf hotel, semua bisa kita lakukan sendiri, masukkan uang, dapat kunci, masuk kamar. Selesai pakai, kunci kita masukkan ke kotak kunci atau tinggalkan di desk hotel yang telah ada papan namanya di sana. Selesai.