Penipuan di Jepang Oleh Warga Indonesia Sendiri Tidak Sedikit
Dia ditipu baik laki Indonesia maupun wanita Indonesia, bahkan korbannya juga juga ada orang Jepang sampai ratusan ribu yen.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Mengapa bisa terjadi?
Umumnya orang Indonesia di Jepang masih membawa budaya cara kebiasaan nya ke Jepang, percaya sana sini apalagi kalau sudah melihat rumahnya yang bagus di Jepang, suami orang Jepang, apalagi sang suami mungkin kelihatan kaya, berduit.
"Percaya deh kita lha rumahnya bagus say apernah ke sana kenalan suaminya, masak sih uang ratusan ribu gak bayar?" kata Inem.
Kenyataan malah gigit jari, hampir satu juta dan jutaan habis hilang tak dibayar dan tak ada bukti kuat hutang tersebut sehingga kesulitan sendiri di mata hukum.
Ada lagi yang kena tipu tapi hanya ratusan ribu yen. Padahal kalau bayar Pengacara di Jepang sekitar 500.000 yen. Lha, kalau hutang 800.000 yen, sudah capek, buang waktu, habis energi, jadi ribut besar, hanya untuk 300.000 yen, apakah sebanding dengan hal-hal tersebut? Akhirnya ya di relakan saja.
Paling kesal dan maksimal kasih tahu nama penipu ke orang lain, sehingga si Cantik sebenarnya membuka sendiri siapa si penipu karena bicara dengan teman-temannya, meskipun di forum tersebut tak dituliskan namanya, akhirnya melebar luas nama si penipu.
Tidak adanya perbedaan antara perorangan teman dengan urusan bisnis, jadi faktor utama korban penipuan orang Indonesia di Jepang.
Berpikir, "Masak sih sudah di Jepang kelakuannya seperti di Indonesia?" Kenyataan ya sama tak beda, tetap saja muncul kejahatan oleh orang Indonesia di Jepang dengan korban orang Indonesia sendiri umumnya.
Solusi
Lalu bagaimana sebenarnya mengantisipasi masalah penipuan ini di Jepang?
Yang pasti usahakan tidak meluas sehingga pertemuan apa pun di Jepang apalagi terkait bisnis pengusaha dan ekonomi, terseleksi dengan baik jangan sampai datang si penipu.
Bagaimana dapat daftar nama penipu? Sebaiknya membuat kelompok "Korban Penipuan Indonesia di Jepang" sheingga terkumpul misalnya 10 warga Indonesia tergabung kelompok tersbeut, meskipun kurang bukti tetapi kalau dilakukan secara kelompok, diadukan bersama ke polisi, pasti polisi akan percaya karena pengaduan datang dari 10 orang dari satu kelompok, bukan dari satu orang.
Satu kelompok di Jepang snagat kuat ketimbang pengaduan hanya satu orang. Inilah mungkin yang mungkin bisa dipikirkan para korban penipuan di Jepang saat ini.
Bersatu bersama, membentuk kelompok Korban Penipuan Indonesia di Jepang sehingga memiliki List atau Daftar Penipu sehingga bisa diberikan setidaknya ke pihak Kedutaan Indonesia (KBRI) dan Konsuol Jenderal (KJRI) sehingga pihak pemerintah Indonesia di Jepang pun bisa memblokir semua undangan apa pun, tidak mengundang para penipu tersebut dalam setiap kegiatan.
Kalau perlu siapa pun yang mau bertransaksi dagang, juga bisa menanyakan ke kelompok tersbeut apakah aman bertransaksi ke si A atau si B, karena kelompok memiliki daftar nama orang berbagai penipu di Jepang.