Nuklir Korut: Korsel latihan rudal, AS ancam ‘pembalasan militer besar-besaran’
Latihan militer dengan amunisi sungguhan itu meliputi peluncuran roket dari pesawat-pesawat tempur, dan peluncuran rudal balistik dari pangkalan
Korea Selatan melangsungkan latihan peluru kendali seakan-akan sedang melancarkan serangan trhadap pangkalan nuklir Korea Utara.
Hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas ujijoba nuklir Korut yang ke-enam, yang berlangsung sehari sebelumnya.
Latihan militer dengan amunisi sungguhan itu meliputi peluncuran roket dari pesawat-pesawat tempur, dan peluncuran rudal balistik dari pangkalan di darat.
- Setelah 'bom hidrogen' Korut, apakah urusannya masih seperti biasa?
- Korea Utara mengklaim uji bom-H berjalan 'sempurna'
- Donald Trump: AS sudah 25 tahun 'diperas dan membayar' Korea Utara
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengungkapkan ancaman Korea Utara terhadap Amerika Serikat dan koalisinya akan berujung pada 'balasan militer besar-besaran.'
Pernyataan Mattis dikeluarkan setelah departemen pertahanan Amerika Serikat melaksanakan rapat dengan Presiden Donald Trump tentang uji coba nuklir terakhir yang dilakukan negara komunis itu.
Pyongyang mengklaim berhasil menguji coba bom hidrogen yang bisa dipasangkan ke rudal jarak jauh.

Aksi itu menuai kecaman dunia internasional. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sendiri telah menjatuhkan berbagai sanksi kepada Korea Utara.
Saat berbicara dengan wartawan di luar Gedung Putih, Menteri Pertahanan James Mattis menegaskan bahwa Amerika punya kemampuan untuk mempertahankan diri dan negara-negara koalisinya; Korea Selatan dan Jepang. Mattis menambahkan komitmen kerja sama dengan negara-negara tersebut 'sangat kuat.'

"Ancaman apapun terhadap Amerika Serikat dan teritorinya, termasuk Guam, atau koalisi-koalisi kami, akan berhadap-hadapan dengan belasan militer secara besar-besaran, respon yang tidak hanya efektif tetapi juga akan membuat kewalahan."
Meskipun demikian, dia terus mengharapkan Korea Utara menghentikan program nuklirnya, "karena kami tentu saja tidak mengharapkan pemunashan total sebuah negara bernama Korea Utara."

Dewan Keamanan PBB, Senin (04/09) ini melaksanakan sidang darurat untuk mendiskusikan reaksi dunia internasional terhadap aksi Korea Utara.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump sendiri mengungkapkan Amerika Serikat kemungkinan akan menghentikan hubungan dagang dengan negara-negara yang menjalin kerja sama ekonomi dengan Korut.
Apa yang terjadi?
Minggu (03/09) terasa berbeda bagi orang-orang di kawasan Asia Timur ketika alat pendeteksi gempa mencatat guncangan dengan magnitudo 6,3 skala Richter.