CEO Harenohi Jepang Masih Dicari Polisi, Mungkinkah Ada Keterlibatannya dengan Yakuza?
Hingga Jumat sedikitnya sebanyak 307 orang melaporkan ke Pusat Perlindungan Konsumen Jepang sebagai korban penipuan kasus Harenohi.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sedikitnya sebanyak 307 orang melaporkan ke Pusat Perlindungan Konsumen Jepang sebagai korban penipuan kasus Harenohi hingga Jumat (12/1/2018) kemarin.
Jumlah korban tersebut belum termasuk yang melapor ke polisi.
Sudah bayar tapi barang tidak diterima, sehingga kerugian total sekitar 184 juta yen.
"Perusahaan yang mendadak tutup 8 Januari lalu sangat dicurigai ada kaitan dengan mafia Jepang (yakuza) karena kelakuannya aneh. Sampai kini sudah seminggu menghilang dan dalam perburuan polisi," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (13/1/2018).
Selain itu pihak Harenohi juga sudah tahu bahwa Kantor Inspeksi Standar Perburuhan telah mengetahui Harenohi tidak mampu membayar upah kepada karyawan tahun lalu dan membuat total lima rekomendasi perbaikan.
Baca: Perusahaan Jepang Bawa Kabur 184 Juta Yen dan Tak Bayar Gaji Karyawannya
Situasi keuangan yang serius telah disorot, dan pembayaran gaji karyawan terakhir November 2017.
Kini karyawannya belum dapat gaji dan hanya dijanjikan Kanuari akan ada masukan pendapatan besar.
Perbuatan CEO Harenohi, Yuichiro Shinozaki (55), memberikan dampak besar kepada masyarakat Jepang terutama dunia kimono sehingga ada upaya untuk membuat Hari Kedewasaan (penggunaan kimono) kedua kali sebagai hadiah bagi yang 8 Januari lalu tidak merayakan Hari Kedewasaan.
Presiden Shinozaki bergabung dengan sebuah perusahaan di Perfektur Saitama, yang akan menjual dan menyewakan kimono pada tahun 2003 melalui sebuah perusahaan perdagangan yang terkait dengan pakaian jadi.
Menurut mantan rekan sejawatnya, Shinozaki termasuk dalam departemen pengembangan toko baru di toko tersebut.
Baca: Ade Komarudin Sempat Meneteskan Air Mata Pasca Operasi Syaraf
Setelah mencapai kuotanya sendiri, berhasil dalam penjualan, dia sering menasehati rekan-rekannya yang sedang berjuang secara aktif dan harus benar-benar mendapatkan kontrak baru.
Mantan koleganya ingat bahwa "Ini adalah pekerjaan yang merepotkan dan citra kita memberikan kepercayaan kepada pembeli snagat penting supaya bisa berhasil."