Jumat, 12 September 2025

CEO Harenohi Jepang Masih Dicari Polisi, Mungkinkah Ada Keterlibatannya dengan Yakuza?

Hingga Jumat sedikitnya sebanyak 307 orang melaporkan ke Pusat Perlindungan Konsumen Jepang sebagai korban penipuan kasus Harenohi.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kantor pusat Harenohi Co.Ltd di Nakaku Yokohama dan foto insert CEO Harunohi Yuichiro Shinozaki. 

Dalam 23 tahun terakhir ia memulai bisnis konsultasi untuk galeri foto di Kota Fukuoka, dan pengelolaan paket bulan madu, menggelar seminar untuk karyawan di perusahaan kontraktor.

Kantor pusat Harenohi Co.Ltd di Nakaku Yokohama dan foto insert CEO Harunohi Yuichiro Shinozaki.
Kantor pusat Harenohi Co.Ltd di Nakaku Yokohama dan foto insert CEO Harunohi Yuichiro Shinozaki. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Seorang pria yang pernah mengikuti seminar Shinozaki di sebuah bengkel Kimono sekitar empat tahun yang lalu mengatakan, "Saya belajar bagaimana menampilkan kimono di toko dan tahu bagaimana cara menyelesaikan panggilan telepon. Keyakinan tersebut selalu mengesankan."

Setelah memindahkan kantor pusat ke daerah Nakaku Kota Yokohama pada 25 Agustus 2013, perusahaan tersebut secara agresif mengembangkan bisnisnya, dan dibuka di Tokyo, Ibaraki dan Chiba berturut-turut dari tahun 2014-2016.

Tampaknya dia tertarik untuk memasuki bisnis di China, dan sempat memberikan ceramah di China dan berbicara dengan kontraktor lokal di situs informasi pengantin di China.

Baca: La Nyalla Laporkan Oknum Politisi Gerindra ke KPK dan Polri

Perusahaan dia dianggap sebagai perusahaan unggulan, namun situasi sebenarnya sama sekali berbeda.

Tokonya di Kota Kashiwa, Chiba, Agustus 2017 terpaksa ditutup karena tidak bisa bayar uang sewa.

Lalu Shinozaki sempat berkomentar dan beralasan, "Saya akan berintegrasi dengan toko di Kota Tsukuba, Ibaraki."

Pada bulan September 2017, seorang pegawai laki-laki dari toko aksesori kimono di Kota Kyoto berusia 54 tahun mengatakan keluhan Shinozaki kepadanya.

"Kami berjuang untuk melakukan pembayaran untuk perusahaan secara ketat dan saya ingin saran untuk memperbaiki situasi manajemen," demikian lelaki itu menirukan keluhan Shinozaki.

Sementara itu, saat mengunjungi sebuah bangunan komersial di Tsukuba berada di sekitar bulan Oktober, Shinozaki mengatakan bahwa "penjualan stabil" kepada perusahaan manajemen bangunan yang mau disewanya.

Kenyataan gaji karyawannya sejak saat itu sudah tersendat tidak dibayarnya dan setiap akhir bulan karyawannya mulai bingung dan prihatin apakah gajinya terbayarkan atau tidak akhir bulan ini.

Lalu kemana uangnya yang jutaan yen hasil penjualan selama ini?

Adakah kemungkinan dibayarkan ke kelompok yakuza di Jepang?

Tidak sedikit yang menduga demikian dan sudah seminggu polisi pun masih mencari keberadaan bos Harenohi tersebut yang belum juga ditemukan hingga hari ini, Sabtu (13/1/2018).

Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan