Perawat Indonesia Cantik Ini Berhasil Memperoleh Kepercayaan Dari Orang Jepang
Lusy lulus ujian keperawatan nasional 31 Maret 2011 dan lulus ujian kecakapan bahasa Jepang N-1 tahun 2016.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Kerja yang berat sebagai perawat sempat membuatnya stres berat dan capek sekali sehingga 1 April 2014 kembali ke Indonesia untuk istirahat dan berhenti bekerja.
"Saya mau ambil S-2 di UI karena S1 say adari UI tetapi ternyata tak berjalan dengan baik dan berhenti di tengah jalan, karena sudah terbiasa kerja direkrut orang Jepang di Jakarta menjadi penerjemah, antara lain saat seminar Endoskopi di RSCM bersama sebuah rumah sakit di Kobe," paparnya lagi.
Namun karena kangen Jepang lagi, Lusy melamar sendiri ke sebuah rumah sakit besar di Tokyo, akhirnya diterima setelah mengalami wawancara selama dua minggu.
"Saya balik lagi ke Tokyo Agustus 2015 dan bekerja di rumah sakit di Tokyo itu smapai kini dan terasa enak sekali karena sudah terbiasa dan komunikasi dengan mudah."
Bahkan tambahnya, Lusy pernah di ajak ramai-ramai bersama perawat lain di rumah sakit itu jalan-jalan ke tempat sejuk dan mandi onsen bersama, "Wah enak sekali dan kita sudah nyampur rasanya tak ada perbedaan, tak ada yang mempermasalahkan jilbab saya senang sekali deh," tekannya lagi.
Lalu apakah akan tetap berada di Jepang selamanya?
"Saya akan pulang mungkin tahun 2020 karena usia saya kan saat itu mencapai skeitar 41 tahun harus cepat-cepat menikah nih," tekannya lagi sambil tertawa.
Mungkin dan berharap Lusy pulang ke Pekanbaru kampung halamannya dapat jodoh yang baik dan cocok buatnya.