Rabu, 3 September 2025

Kisah Pria Palestina yang Tak Mau Jual Rumah Sederhananya ke Israel, Meski Dirayu Rp 1,4 Triliun

Abdul Raouf Al-Mohtaseb, pria asal Palestina di tepi Barat, menolak menjual rumahnya ke warga Israel meski ditawar Rp 1,4 triliun.

Editor: Aji Bramastra
montase foto Tribunnews (sumber foto : YouTube/Middle East Monitor)
Abdul Raouf Al-Mohtaseb, menolak tawaran Rp 1,4 triliun dari Israel untuk membeli rumahnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria Palestina yang tinggal di Kota Hebron, menolak tawaran dari penduduk Israel yang ingin membeli rumah dan tanahnya seharga 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun).

Abdul Raouf Al-Mohtaseb bersikeras untuk tidak menjual kediaman dan tanahnya di Kota Hebron, wilayah Tepi Barat, meski telah berulang kali mendapat tawaran dari pendatang Israel.

Al-Mohtaseb mengaku terakhir kali warga Israel itu telah menawarkan uang sebesar Rp 1,4 triliun untuk membeli rumah toko miliknya yang menghadap Masjid Ibrahim di tengah kota di kawasan Al-Sahla, Hebron.

"Saya menolak tawaran sebesar 100 juta dollar AS," kata Al Mohtaseb seperti dikutip Middle East Monitor dari Arabi 21, Sabtu (19/1/2019).

Al-Mohtaseb menambahkan, dirinya tidak akan pernah setuju untuk menjual tanahnya kepada Israel berapa pun jumlah uang yang mereka tawarkan.

"Saya akan menolak seluruh uang di dunia. Saya tidak akan mengkhianati negara maupun rakyat Palestina. Uang itu baik, tetapi hanya jika diperoleh secara baik," tambahnya.

Al-Mohtaseb mengatakan, dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Al-Mayadeen, awalnya dia mendapat tawaran sebesar 6 juta dollar (sekitar Rp 85 miliar).

Setelah menolak penawaran pertama, pihaknya kembali mendapat tawaran sebesar 40 juta dollar (sekitar Rp 570 miliar) dan terakhir 100 juta dollar.

Meski mendapat penawaran yang sangat tinggi, namun dia menekankan tidak akan mengubah sikapnya dan akan tetap menjadi penjaga Masjid Ibrahim.

Al-Mohtaseb bahkan mengaku sempat mendapat tawaran dari pendatang Israel untuk fasilitas pindah ke Australia atau Kanada, untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan baru.

"Mereka mengatakan kalau saya takut dengan pejuang jihad, saya akan dibawa ke Tel Aviv. Dari sana, saya bisa memilih ke Amerika atau Australia. Tapi saya menolak,"

"Uang itu menyenangkan. Tapi hanya bila halal," ujar Al-Mohtaseb.

Akan tetapi pendiriannya tetap tidak berubah.

"Semakin tinggi penawaran yang datang untuk rumahnya, maka semakin bertambah rasa cinta saya pada Tanah Air saya."

"Saya hidup dan tumbuh besar di sini, tapi cucu-cucu saya terancam kehilangan tempat ini," kata kakek yang memiliki 20 cucu itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan