Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Pertemuan Xi, Putin, dan Kim Buat Barat Khawatir, Taktik China Berhasil Bikin Merinding
Parade militer yang dibuat Presiden China, Xi Jinping telah membuat negara-negara Barat merasa khawatir.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 26 pemimpin negara dan perwakilan asing di seluruh dunia hadir dalam parade militer di Ibu Kota China, Beijing pada Rabu (3/9/2025).
Parade militer ini digelar oleh Presiden China Xi Jinping untuk memperingati ulang tahun ke-80 berakhirnya Perang Dunia II.
Para pemimpin negara yang hadir seperti sahabat-sahabat Xi Jinping, yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un.
Bahkan, Presiden Indonesia Prabowo Subianto juga nampak hadir dalam parade militer di Beijing tersebut.
Sebelumnya pada KTT tahunan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Tianjin, nampak Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan hadir dalam pertemuan itu.
Kehadiran Putin, Kim, Modi, dan Erdogan di China nampaknya membuat negara-negara Barat terganggu, khususnya Presiden AS Donald Trump.
Terutama pertemuan antara Xi, Putin, dan Kim dalam parade militer hari ini menarik perhatian Trump.
Trump sebelumnya mengunggah postingan di Truth Social, menuduh Xi berkonspirasi melawan Amerika bersama pihak lain.
Dalam pidatonya, pemimpin China tersebut mengatakan bahwa negaranya berada di sisi sejarah yang benar.
Pertunjukan kekuatan geopolitik dan militer China minggu ini tidak akan mengejutkan para pemimpin Barat.
Dikutip dari BBC, Presiden Xi telah lama berupaya menempatkan dirinya di pusat tatanan dunia baru – tatanan yang menggantikan sistem global yang runtuh yang terbentuk setelah Perang Dunia Kedua.
Baca juga: Kim Jong Un dan Putin Ketemu di Tempat Presiden Rusia Menginap di China, Teken 20 Dokumen Kerja Sama
Namun ada dua hal yang akan membuat para diplomat Barat merinding.
Salah satunya adalah kecepatan China mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh penarikan diri Amerika dari norma dan lembaga internasional.
Tatanan dunia yang dipimpin China, di mana integritas wilayah dan hak asasi manusia dinilai kurang dari kekuatan mentah dan pembangunan ekonomi, mungkin terbukti tidak mengenakkan bagi banyak negara Barat.
Cara tarif AS yang ketat telah mendorong India begitu cepat ke dalam pelukan hangat China, juga akan menjadi perhatian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.