Rusia, Cina dan Turki tuding kekuatan asing berupaya 'merebut kekuasaan' kepemimpinan di Venezuela
Rusia, Cina dan Turki mengecam kekuatan asing yang mendukung pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, dan menyebutnya sebagai upaya "merebut
Moskow memandang Venezuela sebagai salah satu negara sekutu terdekatnya di kawasan Amerika Latin.
Rusia telah meminjamkan bantuan senilai miliaran dolar dan mendukung industri minyak dan militer Venezuela. Rusia juga terlibat dalam latihan militer bersama di Venezuela.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: "Kami menganggap upaya merebut kekuasaan pemerintahan yang berdaulat di Venezuela bertentangan dan melanggar dasar dan prinsip-prinsip hukum internasional."
"Maduro adalah kepala negara yang sah," kata Peskov.
Pernyataan Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pernyataan Guaido bahwa dirinya merupakan presiden sementara merupakan "jalan langsung menuju pelanggaran hukum dan pertumpahan darah".
Dia menambahkan: "Hanya rakyat Venezuela yang berhak menentukan masa depan mereka."
"Campur tangan luar dapat merusak, terutama dalam situasi yang sangat tegang saat ini, tidak dapat diterima."
Rusia juga memperingatkan bahwa campur tangan militer AS di Venezuela mirip dengan "petualangan yang beresiko dan berpotensi melahirkan bencana".
Apa yang dikatakan Trump?
Ketika ditanya apakah ada opsi intervensi militer ke Venezuela, Trump mengatakan dia tidak mempertimbangkannya. "Semua opsi ada di atas meja," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, dia menggambarkan kepemimpinan Nicolas Maduro "tidak sah", dan menambahkan: "Orang-orang Venezuela saat ini berani berbicara menentang Maduro dan rezimnya serta menuntut kebebasan dan penegakan aturan hukum."
AS telah mendesak militer Venezuela untuk mendukung Guaido, tetapi sejauh ini mereka menyatakan berada di belakang Maduro.
Bagaimana tanggapan Maduro?
Nicolas Maduro menuduh Washington berusaha menyetir Venezuela dan mengatakan bahwa kelompok oposisi berusaha untuk melakukan kudeta.
"Kami sudah sering dicampuri, di sini kami memiliki martabat!" katanya dalam pidato yang disiarkan televisi dari istana presiden, Miraflores, tempat pendukungnya berkumpul untuk memberikan dukungan.
Sementara, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez, menuduh Guaido mencoba melakukan "kudeta" yang didukung kekuatan asing.
Hari Rabu lalu, Maduro mengusir puluhan diplomat AS untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 72 jam, tetapi AS mengatakan "mantan presiden" itu tidak memiliki wewenang untuk mengusir para diplomatnya.
Maduro dan pendukung setianya meyakini bahwa krisis di Venezuela diakibatkan sanksi oleh AS sehingga membuat mereka kesulitan untuk membayar hutang.