Apakah anjing dan kucing peliharaan Anda berdampak buruk bagi lingkungan?
Sebuah kajian ilmiah menemukan dampak negatif hewan peliharaan terhadap pemanasan global. Bagaimana mencegahnya?
Bahkan sejumlah ilmuwan yang berselisih paham tentang jejak kaki ekologis binatang telah menelurkan rekomendasi untuk pemilik maupun calon pemelihara binatang.
Dalam analisis pilihan hidup yang sangat berkontribusi pada perubahan iklim, tidak ditemukan bukti bahwa memelihara anjing berefek besar pada isu ini. Pengaruh justru ditimbulkan perilaku lainnya.
Temuan tersebut diutarakan Seth Wynes dari Universitas Lund, Swedia, dan Kimberley Nicholas dari Universitas British Columbia, AS.
Meski begitu, Wynes dan Nicholas memberikan satu peringatan.
"Penelitian lebih lanjut terkait isu ini akan sangat bermanfaat. Hingga saat ini, kami yakin anjing yang berukuran kecil punya jejak karbon yang lebih kecil dibandingkan anjing bertubuh besar," tulis dua ilmuwan itu.

Robert dan Brenda Vale punya pendekatan yang lebih keras, salah satunya tertuang dalam buku mereka yang terbit tahun 2009, berjudul Time to Eat the Dog: The Real Guide to Sustainable Living.
Mereka tentu tidak benar-benar menyarankan kita untuk menyantap daging anjing. Mereka sebenarnya mendorong kita memilih hewan peliharaan yang dapat menyumbang sesuatu untuk persediaan makanan.
"Terdapat beberapa kebenaran bahwa jika kita memelihara hewan yang bisa dimakan, seperti ayam yang menghasilkan telur dan daging atau kelinci serta babi, kita dapat mengambil kompensasi keberadaan mereka terhadap lingkungan," kata Brenda Vale.
Beberapa tahun lalu, Brenda dan suaminya mendorong pemerintah kota Wellington, ibu kota Selandia Baru, untuk melarang kepemilikan hewan peliharaan tradisional. Ide itu ditolak otoritas setempat.
Keduanya memiliki daftar hewan peliharaan yang disusun berdasarkan jejak ekologis, yaitu dampak aktivitas manusia yang diukur dari penggunaan air dan lahan produktif untuk menghasilkan barang konsumsi serta kemampuannya menyerap limbah.
Daftar itu diukur dalam satuan hektare.

Merujuk kajian Robert dan Brenda, kucing mempunyai jejak ekologis sebesar 0,15 hektare, sedangkan hamster sebesear 0,014 hektare. Memelihara dua binatang herbivora ini dianggap setara dengan memiliki satu televisi plasma.
Bagaimana dengan anjing? 0,84 hektare.
Di sisi lain, Greg Okin khawatir pada meningkatnya tren kepemilikan hewan peliharaan, terutama di negara yang sebelumnya tidak mempunyai kecenderungan itu, seperti China.