Sabtu, 13 September 2025

Menteri Pertahanan China: Kalau Amerika Ingin Berkelahi, Kami Siap

Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan, negaranya siap berunding maupun terlibat ketegangan dengan Amerika Serikat ( AS).

Editor: Hasanudin Aco
SCMP / AFP
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe (kanan) saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh dalam eksebisi militer di Phnom Penh. 

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan, negaranya siap berunding maupun terlibat ketegangan dengan Amerika Serikat ( AS).

Pernyataan itu diucapkan Wei ketika menghadiri forum dialog keamanan internasional, dikenal juga sebagai Shangri-La Dialogue, yang berlangsung di Singapura.

Dilansir AFP via Channel News Asia Minggu (2/6/20190, menhan yang juga seorang jenderal itu membuka pidatonya dengan membahas perang dagang AS dan China.

Kedua negara saat ini terlibat ketegangan karena masing-masing saling bertukar tarif hingga 360 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 5.132 triliun.

"Untuk perang dagang yang diciptakan AS, jika mereka menginginkan berunding, kami akan membuka pintu. Namun jika mereka ingin berkelahi, kami siap," tegas Wei.

Baca: China Diprediksi Sudah Siapkan Senjata Ini Untuk Memukul Balik Amerika Serikat

Baca: 51 Persen Warga Amerika Percaya AS Akan Terlibat Perang dengan Iran

Dia juga menyoroti ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, salah satu yang menjadi pembahasan adalah sengketa Laut China Selatan antara China dengan negara seperti Filipina.

Washington menyatakan penolakan terhadap militerisasi China yang mengklaim hampir seluruh area dan menolak mengakui wilayah Taiwan, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Menurut komandan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) itu, AS-lah yang membuat mereka terpaksa membangun fasilitas militer di kawasan sengketa.

"Siapa yang memulai mengancam stabilitas dan keamanan Laut China Selatan?" kecam Wei dikutip CNN.

Dia merujuk kepada AS yang sering mengerahkan kapal perangnya melewati kawasan itu.

Dia menyebut operasi kemerdekaan navigasi Gedung Putih malah meninggalkan kekacauan ketika mereka pergi setelah menunjukkan "ototnya" yang membuat Beijing meradang.

"Di tengah tekanan harus menghadapi kapal perang maupun armada pesawat tempur, bagaimana mungkin kami tidak melindungi dengan membangun fasilitas militer," terang dia.

Dia juga membahas tentang Taiwan, dan mengklaim China tidak akan menyerahkan satu inci pun teritori mereka, dan membiarkan negara lain ikut campur.

Dia merujuk kepada Undang-undang Relasi Taiwan 1979 yang membolehkan Washington menyediakan senjata bagi Taiwan dan melindungi pulau itu dari serangan.

China masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari provinsi mereka yang harus disatukan kembali setelah perang sipil berdarah yang terjadi 1949 silam.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan