Kamis, 18 September 2025

Sambut Kongres ke-39, PPI Jepang Kumpulkan Narasumber Beri Masukan untuk Pemerintah Indonesia

Simposium bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi bagi pembangunan di Indonesia dari pemikiran mahasiswa Indonesia di Jepang

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Prof Akihisa Matsuno Dekan Osaka School of International Public Policy (dua dari kiri) dan Prof. Yuri Sato Executive Vice President IDE-JETRO(batik kedua dari kanan) dalam simposium ASSIGN 2019. Hadir pula Theodorus Alvin Sekjen PPI Jepang (paling kiri), , Mohammad Syaban Ketua PPI Jepang (tengah), dan Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia untuk Jepang 2010-2013 (paling kanan). 

Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang sebagian merupakan mahasiswa Jepang beserta pelajar Indonesia yang menempuh studi di Jepang.

"Pembahasan soal kawasan tertinggal seringkali terlewatkan, namun lewat acara ini banyak ilmu baru yang saya serap dari para ahli," tutur Thifali Adzani, mahasiswa master alumni ITB yang sedang menempuh pendidikan di Kyoto University dengan antusias.

Rangkaian acara hari pertama, Sabtu (29/6/2019) diawali oleh pemaparan dari Prof Akihisa Matsuno, dilanjutkan Yuri Sato selaku Executive Vice President IDE-JETRO dalam Bahasa Indonesia.

Acara ditutup oleh presentasi dari Muhammad Lutfi selaku Duta Besar Indonesia untuk Jepang 2010-2013 yang juga mantan Menteri Perdagangan di era Presiden SBY.

Muhammad Lutfi menekankan pentingnya membangun optimisme menyongsong Indonesia yang akan menjadi kekuatan ekonomi dunia terbesar ke-empat tahun 2045.

Momen acara ASSIGN juga digunakan oleh PPI Jepang untuk menerima dua guru peserta program Bantu Guru Melihat Dunia, sebuah program yang didedikasikan PPI Dunia untuk memberikan pengalaman internasional guru dalam mempelajari manajemen pendidikan di Jepang selama seminggu, bertempat di Kota Himeji.

Serta pemberian penghargaan PPI Jepang Omedetou Award untuk pelajar dan diaspora Indonesia yang berprestasi.

Hari ke-2, Minggu (30/6/2019) dilanjutkan dengan diskusi panel yang dihadiri oleh Anwar Sanusi selaku Sekretaris Jenderal Kemendesa, dan Davin Setiamarga dosen dari National Institute of Technology, Wakayama College, Jepang.

Pemaparan materi dari kedua narasumber sekaligus menutup rangkaian ASSIGN yang hasil akhirnya diharapkan dapat memberi dampak nyata kepada instansi terkait dalam pembenahan dan pengembangan kawasan tertinggal.

Tentang PPI Jepang dan ASSIGN

Berdiri sejak tahun 1953, bahkan lebih tua daripada hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang baru diresmikan pada tahun 1958, Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) merupakan organisasi pelajar internasional terbesar dan tersebar di Jepang.

Jumlah total mahasiswa 5,495 orang berdasarkan data Japan Student Service Organization (JASSO) tahun 2017 dan tersebar di 37 dari total 47 perfektur yang ada di Jepang.

Selain berperan dalam menyebarkan kebudayaan Indonesia di Jepang, PPI Jepang juga merupakan organisasi berbasis intelektual yang bervisi memberikan kontribusi pemikiran untuk membangun Indonesia.

Simposium ilmiah the 2nd Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegian in Japan (ASSIGN) merupakan program tahunan PPI Jepang yang mempertemukan mahasiswa Indonesia di Jepang, mahasiswa Jepang yang mengambil kuliah Kajian Indonesia, Profesor asal Indonesia yang berkarir di Jepang serta Profesor asal Jepang ahli Kajian Indonesia, untuk berdiskusi bersama membahas isu-isu pembangunan di Indonesia dengan keluaran yang dihasilkan adalah rekomendasi pembangunan untuk Pemerintah Republik Indonesia.

ASSIGN 2019 diadakan di Osaka pada 29-30 Juni 2019 setelah selesainya rangkaian KTT G20 dengan mengambil tema percepatan pembangunan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan